Jelang Imlek 2576, Klenteng Eng An Kiong Sembahyang Song Sen dan Pencucian Patung Dewa

Umat tridharma sedang sembahyang Song Sen. (ska) - Jelang Imlek 2576, Klenteng Eng An Kiong Sembahyang Song Sen dan Pencucian Patung Dewa
Umat tridharma sedang sembahyang Song Sen. (ska)

Malang, SERU.co.id – Jelang Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili atau Tahun Baru China 2025, Klenteng Eng An Kiong memulai prosesi sembahyang Song Sen. Sembahyang Song Sen bertujuan mengantarkan dewa-dewa ke langit, sebagai ungkapan terima kasih atas berkah yang diterima sepanjang tahun. Setelah sembahyang, dilanjutkan dengan pencucian patung-patung dewa menggunakan air bunga.

Pembantu Muda-Mudi Klenteng Eng An Kiong, David Kurniawan menjelaskan, makna dari sembahyang Song Sen. Ia menambahkan, sembahyang juga mengharapkan, agar segala hal yang buruk dihindarkan.

Bacaan Lainnya

“Sembahyang ini adalah bentuk rasa syukur kami atas berkat yang diberikan tahun lalu dan berharap, tahun depan lebih baik,” seru David, Kamis (23/1/2025).

David menyampaikan, dalam prosesi ini ada 24 patung yang dibersihkan, namun yang paling utama adalah patung Dewa Po Te Koh. Tuan rumah ini memiliki nilai simbolis yang besar bagi umat Tridharma yang merayakan Imlek.

Umat Tridharma adalah umat yang menganut kepercayaan Tridharma. Yaitu kepercayaan tradisional Tionghoa yang didasari pada ajaran Taoisme, Konfusianisme, dan Buddhisme.

“Dewa Po Te Koh, yang juga dikenal sebagai Dewa Bumi, adalah tuan rumah di klenteng ini, jadi patungnya yang pertama kali dibersihkan,” jelas David.

Lanjut David, patung-patung tersebut diturunkan dari altar untuk dibersihkan dengan cermat. Prosesi ini dilakukan dengan penuh kesucian, mengingat roh yang ada pada patung tersebut dianggap telah pergi ke langit.

“Pengurus klenteng bersama sukarelawan akan membuka baju patung dan membersihkan debu-debu dengan air bunga,” ujarnya.

Proses pencucian patung di Klenteng Eng An Kiong berlangsung selama tiga hari, mulai hari ini hingga Sabtu. Patung-patung yang dibersihkan memiliki usia yang berbeda-beda, dengan beberapa di antaranya sudah berusia lebih dari dua abad.

“Patung Dewa Po Te Koh sudah ada lebih dari 200 tahun, bahkan sebelum klenteng ini didirikan,” jelas David.

Umat tridharma sedang sembahyang Song Sen, dengan berdoa kepada patung Dewa. (ska) - Jelang Imlek 2576, Klenteng Eng An Kiong Sembahyang Song Sen dan Pencucian Patung Dewa
Umat tridharma sedang sembahyang Song Sen, dengan berdoa kepada patung Dewa. (ska)

Imlek tahun ini, selain sembahyang bersama, juga diwarnai dengan berbagai acara tradisional seperti Barongsai dan kias. Ritual kias dilakukan untuk menetralisir nasib yang kurang beruntung, terutama untuk shio yang dianggap ‘jiong,’ seperti ular, harimau, dan babi.

“Ritual ini penting untuk memastikan tahun baru berjalan lancar dan penuh berkah,” ujar David menambahkan.

Klenteng Eng An Kiong menawarkan kesempatan untuk meramal nasib dengan menggunakan kocok bambu yang terbuka untuk umum. Setiap dewa yang ada di klenteng akan memberikan petunjuk melalui ramalan tersebut. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati kue keranjang sebagai simbol harapan tahun baru yang penuh berkah dan kebaikan.

David berharap, dengan berjalannya tradisi dan prosesi ini, warga Malang dan Indonesia secara keseluruhan mendapatkan lebih banyak berkah di tahun yang akan datang. Sebagai penutup, ia menyampaikan, Klenteng Eng An Kiong terus menjaga warisan budaya ini demi keberlangsungan tradisi Imlek yang sudah ada selama berabad-abad.

“Semoga Malang semakin makmur, dan Indonesia semakin maju,” harapnya. (ska/rhd)

disclaimer

Pos terkait