Surabaya, SERU.co.id – PT PAL Indonesia menegaskan komitmennya untuk mendukung pemerataan listrik untuk rakyat, khususnya di wilayah 3T (terluar, terdepan, tertinggal). Komitmen tersebut diwujudkan melalui Barge Mounted Power Plant (BMPP).
BMPP Nusantara-1 yang kini berubah nama menjadi Mobile Power Plant Sulawesi Selatan dan Barat (MPP Sulselbar) menjadi satu dari 37 proyek strategis ketenagalistrikan yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Direktur Pemasaran PT PAL Indonesia, Wiyono Kumodjojo mengatakan, BMPP Nusantara-1 dengan kapasitas 60 MW merupakan satu-satunya mobile power plant dengan bentuk barge terbesar.
“Ini semua adalah hasil kolaborasi industri dalam negeri dan merupakan sebuah titik awal. Setelah ini, perjuangan kita adalah memastikan munculnya kolaborasi-kolaborasi lebih lanjut, terutama pada bagaimana pembangunan perekonomian dan perindustrian bisa kembali bangkit dan berkembang,” seru Wiyono kepada awak media, Kamis (23/1/2025)
Pembangkit listrik terapung ini merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi BUMN, yakni PT PLN IP dan PT PAL Indonesia untuk pemerataan listrik bagi masyarakat khususnya di wilayah kepulauan.
PT PAL Indonesia dan PT PLN IP saat ini juga tengah mempersiapkan pengoperasian BMPP Nusantara-2 di kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. BMPP berkapasitas 60 MW ini diharapkan menjadi solusi energi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kolaka.
“Hal tersebut merupakan salah satu bukti komitmen kolaborasi antara PT PLN IP dan PT PAL Indonesia untuk peningkatan TKDN dan keberpihakan pada produksi dalam negeri,” ujar Wiyono
Wiyono Kumodjojo menambahkan, BMPP Nusantara-2 dengan jumlah 6 (enam) mesin dilengkapi dengan teknologi dual fuel yang mampu beroperasi menggunakan bahan bakar diesel maupun Liquified Natural Gas (LNG).
Kombinasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pembangkit, tetapi juga mengurangi emisi gas buang sehingga lebih ramah lingkungan.
“Ini sejalan dengan misi asta cita Bapak Presiden soal kemandirian energi dan percepatan energi baru terbarukan,” ungkap Wiyono.
Penyediaan BMPP merupakan salah satu wujud implementasi amanat yang tercantum dalam Rencana Usaha Peyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Di mana di dalamnya mencakup 1 rangkaian BMPP yang terdiri dari 2 unit BMPP 60 MW.
“BMPP menjadi tipe pembangkit yang revolusioner yakni MPP yang memungkinkan untuk dapat dipindahkan ke tempat yang lebih membutuhkan,” ungkap Wiyono.
Lokasi yang membutuhkan yakni wilayah 3T (terluar, terdepan, tertinggal) dan memenuhi pasokan listrik dalam waktu yang singkat serta bersifat sementara, reserve margin dan menaikkan rasio elektrifikasi secara cepat. (sby2/ono)