Nganjuk, SERU.co.id – Bencana banjir yang terjadi di Desa Joho, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, sejak awal Januari 2025 menyebabkan kerusakan infrastruktur dan berdampak pada masyarakat.
Dusun Batu, Watukandang, dan sebagian kecil Desa Joho menjadi daerah terdampak paling parah, dengan ketinggian air mencapai 30–40 cm. Penyebab utama meluapnya air adalah penyumbatan saluran sungai oleh material kayu, ranting bambu, dan sampah yang terbawa dari pegunungan setelah hujan dengan intensitaas tinggi yang berlangsung terus-menerus.
Menurut Kepala Desa Joho, Jumali, banjir bukanlah hal baru. Selama 12 tahun masa jabatannya, banjir serupa terjadi 2–3 kali setiap tahun.
“Kami telah mengusulkan perbaikan jembatan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Nganjuk sejak delapan tahun lalu, tetapi hingga kini belum ada tindakan nyata,” ungkapnya.
Pantauan di lapangan, akibat banjir tersebut, kerusakan infrastruktur paling mencolok terjadi di Dusun Batu RT 08, di mana jalan beraspal hotmix sepanjang 500 meter yang baru selesai dikerjakan akhir Desember 2024 kini rusak parah. Sekitar 100–150 meter dari jalan tersebut mengalami kerusakan seperti aspal mengelupas dan berlubang akibat terjangan banjir.
Jalan yang dibangun menggunakan Dana Bantuan Keuangan (BK) sebesar Rp 250 juta ini menjadi sorotan, terutama terkait kualitas pengerjaan dan material yang digunakan.
Selain jalan, banjir juga menyebabkan kerusakan pada plengsengan sungai sepanjang tujuh meter yang longsor, serta beberapa pagar rumah warga yang jebol. Sekitar 30 rumah di RT 7 dan RT 8 Dusun Batu terdampak meskipun kerusakannya tidak signifikan. Namun, kondisi ini tetap memunculkan kekhawatiran masyarakat akan dampak banjir yang lebih besar di masa mendatang.
Kades Jumali menambahkan, meski banjir telah surut, alat berat dari Dinas PUPR dan BPBD telah dikerahkan untuk membersihkan material yang menyumbat saluran air di sekitar jembatan penghubung. Namun, Jumali menekankan bahwa upaya ini belum cukup.
“Kami berharap dinas terkait tidak hanya hadir saat banjir terjadi, tetapi segera merealisasikan perbaikan jembatan penghubung agar banjir bisa diminimalisir di masa mendatang,” tambahnya.
Pentingnya Langkah Preventif
Bencana ini menjadi pengingat bahwa Pemerintah Kabupaten Nganjuk perlu mengambil langkah preventif yang serius. Perbaikan tata kelola saluran air, pembangunan infrastruktur yang kuat, dan pemeliharaan rutin menjadi kunci untuk mengantisipasi banjir di masa depan.
Warga berharap pemerintah tidak hanya fokus pada penanganan pascabencana, tetapi juga berkomitmen pada solusi jangka panjang untuk kesejahteraan masyarakat. (tim/ono)