Batu, SERU.co.id – Departemen Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) menggandeng Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Kota Batu untuk melaksanakan pengukuran lapangan. “Assessment of Crop Biodiversity Using Innovative Space Application: Site Selection in Indonesia” yang berlangsung di Saung Tani Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Senin (6/1/2925) pagi.
Kegiatan penilaian keanekaragaman hayati tanaman menggunakan Aplikasi Luar Angkasa ini melibatkan Aerospace Information Research Institute. Chinese Academy of Science (AIRCAS) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sebuah Drone Unmanned Aerial Vehicle (UAV) diterbangkan untuk pengambilan foto udara dan pemetaan di kawasan penelitian dengan memanfaatkan teknologi GeoAl.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Kadistan KP) Kota Batu, Heru Yulianto menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap penelitian ini. Dengan tersedianya data spasial juga bisa menjadi dasar bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Batu dalam menyusun rancangan kebijakan pengembangan pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan.
“Di Kota Batu ini luasan lahan pertanian padi ada sekitar 200 hektar, dengan produksi sekitar 6-8 ton per hektar. Semoga dengan teknologi pertanian ini kita bisa tingkatkan seperti di China yang mencapai 12-15 ton per hektar. Kami di dinas ada anggarannya, sementara ilmunya ada di perguruan tinggi, jadi kita siap berkolaborasi,” serunya.
Ilmuwan dan Peneliti dari UB, Prof. Syahrul Kurniawan Ph.D mengatakan, Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia memiliki hutan hujan tropis dan lahan pertanian yang luas. Namun, adanya interaksi antara faktor alam dan aktivitas manusia berpotensi menimbulkan dampak bagi keanekaragaman hayati salah satunya pada padi. Sehingga diperlukan inovasi secara cepat dan tepat untuk menentukan variasi penggunaan lahan dan pemilihan tanaman yang tepat untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs poin 2).
“Kita mencoba untuk memantau keanekaragaman dari padi yang ditanam oleh petani dan mencoba mengukur produksinya serta kesuburan tanahnya. Termasuk berapa hara yang ada di tanaman itu yang akan menjadi data kita. Sehingga kedepannya kita bisa menggunakan informasi ini secara spasial,” seru Prof Syahrul, sapaannya.
Prof. Syahrul menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan keanekaragaman hayati tanaman pangan melalui integrasi yang canggih (CropBio Project). Kegiatan ini juga dilakukan untuk menguji aplikasi penginderaan jauh untuk mendeteksi ciri dan varietas tanaman, sistem tanam,
produksi tanaman, serta kesuburan tanah. Selain itu juga untuk mengembangkan basis data yang komprehensif tentang keanekaragaman hayati tanaman dan rotasi
tanaman
“Termasuk kinerja agronomi dari aplikasi luar angkasa secara spasial maupun temporal, serta basis data sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat,” ungkap Akademisi UB ini.
Prof. Syahrul menambahkan, kegiatan penelitian CropBio yang dilaksanakan mulai September 2024 hingga April 2025. Kegiatan ini juga memperoleh dukungan dari United Nations Economic and Social Comission for Asia and the Pacific (UN ESCAP). Pengukuran lapangan juga dihadiri oleh Assistant Professor Cong Xu dan Fangming Wu. Selain di Indonesia, kegiatan penelitian ini juga dilakukan di Malaysia.
“Sekarputih, Pendem, Kota Batu dipilih sebagai salah satu lokasi penelitian karena memiliki lahan pertanian yang luas yaitu sekitar 315 hektar. Berbagai tanaman pangan dan hortikultura
dibudidayakan di lokasi ini dengan sistem rotasi tanam menyesuaikan musim kemarau dan musim
hujan,” imbuhnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Danang Surya Candra dari BRIN menerangkan, kegiatan pengukuran lapangan didampingi oleh Distan KP Kota Batu serta Balai Penyuluhan Pertanian Kota Batu. Fungsinya adalah menjembatani diskusi dengan petani, mendapatkan validasi data lapangan terkait varietas, waktu tanam, sejarah lahan, dan informasi lainnya.
“Kegiatan ini melibatkan 20 petani untuk kegiatan wawancara dalam mendukung aspek sosial ekonomi dan kesehatan,” ucapnya.
Prof Danang menambahkan, kegiatan pengukuran di lahan pertanian terbagi ke dalam 4 tim yang akan melakukan survei pada total keseluruhan 52 sub blok. Kegiatan yang dilakukan di meliputi pengambilan data lapangan berupa sampel tanah dan sampel tanaman untuk dianalisis. Pihaknya juga melakukan identifikasi menggunakan aplikasi GVG (GPS, Video, and GIS) systems dan FieldWatch (mobile application) sebagai bagian dari komponen yang diteliti.
“Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan inovasi baru dalam mengembangkan database pengelolaan tanah dan tanaman di lahan pertanian secara tepat dan akurat menggunakan teknologi modern,” pungkasnya. (dik/ono)