Situbondo, SERU.co.id – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Situbondo menolak Bibit Padi BK 01 dan 02 Agritan dikembangkan di masyarakat Situbondo. Mengingat bibit tersebut sudah gagal secara kwalitas maupun kuantitas.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbondo, Suprapto mengatakan bahwa apabila bibit padi BK 01 dan 02 Agritan itu sampai ditebar dimasyarakat justru akan merugi.
Padi BK 01 dan 02 Agritan diketahui bersama dengan kualitas yang sangat memprihatinkan dan dihimbau agar bibit tersebut tidak dikembangkan di masyarakat, karena bibit itu sudah gagal secara kualitas maupun kuantitas.
“Jadi kalau sampai terjadi penyebaran di masyarakat dan itu tidak berhasil ini justru bukan hanya pemerintah dengan anggaran APBD saja yang dirugikan tetapi masyarakat juga ikut dirugikan,” seru Suprapto, Kamis (19/12/2024).
Lebih lanjut, pihaknya menjelaskan bahwa itu tidak bisa menunjang ketahanan pangan. Sehingga, ia berharap pada tahun 2025 padi BK 01 dan 02 Agritan tersebut tidak ada.
“Kalau memang mau ditanam biar masyarakat luar kabupaten Situbondo saja yang menanam,” jelasnya.
Selain itu, dirinya menjelaskan bahwa anggaran yang digunakan untuk bibit padi BK 01 dan 02 Agritan tersebut sekitar 1,2 miliar dan itu sudah terealisasi semuanya.
“Nah sampai sekarang ini kita juga belum tau posisinya diteber dimana saja dan berapa karena kami belum meninjau,” terangnya.
Sehingga, pihaknya dengan tegas menolak bibit padi BK 01 dan 02 Agritan itu ditebar masyarakat kabupaten Situbondo.
“Kalau ini ditebar ke masyarakat Situbondo saya tidak setuju, fraksi PKB menolak. Karena tidak sesuai dengan SOP yang ada.
Kwalitas bibit itu yang harus betul betul bagus dan berkualitas,” tegasnya.
Sementara itu, Kabupaten Situbondo sudah mulai dari dulu stok pangan menurun. Bahkan dari harga eceran tertinggi (HET) beras itu lebih tinggi daripada provinsi, yang mana provinsi Rp12 ribu di kabupaten Situbondo Rp13 ribu.
“Itu artinya ketahanan pangan yang ada di kabupaten Situbondo masih rendah sekali.
Jadi dinas pertanian harus intens melakukan edukasi dalam artian sering mendampingi ke petani terutama PPL dan juga bagaimana edukasi cara waktu tanam, penanaman yang baik dibulan apa, aplikasinya bagaimana,” sampainya.
Menurutnya, para petani banyak yang gagal panen padi karena memang kekurangan air, sedangkan untuk jagung harganya murah dan Akhirnya berimbas pada pupuk yang tidak ditebus.
“Kami mengharapkan tahun 2025 dengan kementerian baru dengan presiden Prabowo Subianto ditambah 100 persen, artinya kalau Situbondo 32 ribu ton kita akan menjadi 60 sampai 65 ribu ton. Insyaallah itu cukup untuk kabupaten Situbondo. Dan kami menekan pada dinas pertanian pada tahun 2025 tidak boleh gagal karena semua terpenuhi,” pungkasnya. (aza/mzm)