Jakarta, SERU.co.id – Eks Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, kembali menarik perhatian publik dalam Reuni Akbar 212 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Dalam orasinya, Rizieq menyampaikan harapan sekaligus kritik tajam kepada Presiden Prabowo Subianto yang baru saja dilantik. Kritik dan harapan tersebut berkaitan dengan ayat suci, kabinet hingga tragedi KM 50.
Rizieq mengawali pidatonya dengan harapan agar Presiden Prabowo mengutamakan nilai-nilai agama dalam kepemimpinannya.
“Mudah-mudahan, Bapak Presiden Haji Prabowo Subianto bisa selalu mengedepankan ayat suci di atas ayat konstitusi. Ayat suci adalah wahyu ilahi yang wajib ditaati. Sementara konstitusi hanyalah produk akal manusia yang harus sejalan dengan ajaran agama,” seru Rizieq di hadapan ribuan peserta aksi, Senin (2/12/2024).
Tidak berhenti di situ, Rizieq juga mendesak Prabowo membersihkan kabinet dari individu bermasalah. Terutama yang terlibat korupsi, judi online, hingga pelanggaran HAM.
“Namun kita juga harus memberikan kesempatan kepada beliau dan kabinetnya untuk bekerja. Dukungan tidak berarti menjilat, tetap harus kritis,” katanya.
Meski mendukung, Rizieq menyoroti isu yang masih membayangi pemerintahan baru ini. Yakni peristiwa KM 50 yang menewaskan enam anggota laskar FPI pada 2020. Ia menyesalkan keberadaan beberapa figur yang diduga terlibat dalam tragedi tersebut di kabinet Prabowo.
“Saya sedih, kalau kabinet ini masih tercium bau anyir darah KM 50,” katanya dengan nada penuh kekecewaan.
Reuni akbar ini juga diwarnai insiden pencopetan. Dua pria tertangkap basah saat mencoba mencuri barang milik peserta aksi. Mereka ditangkap oleh panitia dan diamankan ke tenda putih untuk dimintai keterangan. Kejadian ini memicu kemarahan salah satu peserta yang meneriakkan provokasi di lokasi. (aan/mzm)