Batu, SERU.co.id – Bulan depan, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu segera merelokasi relokasi pedagang kaki lima (PKL) Pasar Besar Kota Batu. Hal itu nampak usai adanya survei bersama perwakilan PKL pasar pagi dengan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan (Diskoumdag) Kota Batu di halaman parkir selatan, Stadion Brantas, Rabu (29/7/2020).
Relokasi ini karena adanya rencana revitalisasi Pasar Besar pada tahun 2021 dengan menggunakan dana dari APBN sebesar Rp 200 miliar. Segala urusan yang berkaitan dengan administrasi pembangunan pasar akan dilaksanakan pada tahun 2020 ini. Begitu juga dengan relokasi pedagang dan pembongkaran bangunan Pasar Besar Kota Batu akan dilaksanakan pada tahun 2020.
Sesuai hasil vcon 14 Juli dengan Kementerian PUPR tahun 2020, Pasar Besar Kota Batu bakal diratakan dan pedagang sudah direlokasi seluruhnya, sesuai perintah pusat. Lalu pembangunan dilakukan tahun 2021 mengacu Perpres Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di wilayah Jawa Timur.
Kepala Diskumdag Kota Batu, Eko Suhartono membenarkan Agustus sudah PKL harus menempati lokasi relokasi. Bahkan DPRD juga sudah menyetujui anggaran relokasi sekitar Rp 1,5 miliar dan bisa bertambah saat perubahan anggaran keuangan (PAK). Hasil survei mereka menyetujui lokasi dan segera menyiapkan segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
“Semua sudah setuju relokasi. Sekarang tugas kami mengecek kebutuhan apa yang belum terpenuhi. Begitu juga dengan masukan temen-teman PKL. Untuk relokasi pedagang bakal berlangsung secara bertahap, tidak langsung semua,” jelas Eko.
Untuk sementara, yang akan direlokasi terlebih dahulu yaitu PKL Pasar Pagi dengan total 1.097 pedagang. Kemudian dilanjut Himpunan Paguyuban Pedagang Pasar (HPPP) Unit I dan Pasar Buah.
“Total keseluruhan pedagang relokasi sekitar 3200 pedagang nanti di sekitaran stadion. Untuk pasar buah akan direlokasi ke pasar sayur,” tambahnya. Ketua PKL Pasar Pagi, Rubianto mewakili perdagang sudah siap. Namun dengan ketentuan dinas menyiapkan segala fasilitas yang diperlukan misalnya lampu penerangan, toilet dan air.
“Kapanpun kami siap tapi menunggu fasum seperti kamar mandi portable, penerangan, dan beberapa sisi jalan yang perlu di ratakan dengan semen. Jika permintaan pedagang dipenuhi, kami pasti patuh dan ikuti kebijakan pemerintah,” tutupnya.(lih/man)