Malang, SERU.co.id – World Halal Industry and Trade Alliance (WHITA) Malang menggelar rapat kerja (Rakor) pertama setelah tiga bulan lahir di Malang, Minggu (10/11/2024). Dimana ini adalah langkah awal untuk menciptakan ekosistem tourism halal dalam industri halal di Malang Raya serta mendukung ketahanan pangan nasional.
“Bukan ingin mencari cela, kami ingin membuat ekosistem halal baik itu industri, baik itu keuangan secara syariah. Sehingga akan terbentuklah suatu ekosistem di Malang Raya ini bisa menghadirkan investor, untuk menguatkan tadi yang saya jelaskan tentang point-point halal thayyiban,” seru ketua World Halal Industry and Trade Alliance (WHITA) Malang, Hariyadi.
Hariyadi membeberkan, dengan konsep ini nanti perkembangannya akan melibatkan tiga unsur penting yakni pihak swasta, pemerintah daerah dan masyarakat. Sehingga dengan ini, akan memperkuat kegiatan ekonomi yang halal yang diinginkan.
“Tiga komponen ini menjadi penguat untuk bersama masyarakat membuat satu kegiatan ekonomi kekuatan industri yang berproses dengan halal dan thayyiban,” bebernya.
Dirinya mengaku yakin Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara yang telah menerapkan ekosistem tourism halal tersebut mengingat kekayaan potensi-potensi yang ada di Tanah Air selama ini.
“Indonesia sangat potensi, sehingga keberjasamaan arah ini yang belum kita lakukan. Hingga nanti apa bila sudah ketemu faktor tiga domain tadi, antara swasta, kemudian masyarakat kemudian pemerintah daerah itu. Kemudian akan bersama-sama orang asing akan masuk dan kita akan menjadi sejahtera halal dan thayyiban,” beber Hariyadi.
“Kita edukasi bersama masyarakat pada pemerintah daerah didorong dengan infrastruktur yang bagus, ya orang akan datang ke indonesia ini melihat potensi-potensi tourism halal itu,” imbuhnya.
Diketahui, World Halal Industry and Trade Alliance (WHITA) baru ada di dua negara yakni Jepang dan Indonesia. Untuk di Indonesia juga masih ada di dua daerah, yakni pusat di Jakarta dan di Malang.(wul/mzm)