Surabaya, SERU.co.id – LK, ibu dari balita EL akhirnya bercerita soal anaknya. Dia mengungkapkan, peristiwa yang menimpa anaknya yang masih berusia 2 tahun 3 bulan itu terjadi sejak bulan September 2023, satu tahun yang lalu.
“Awal mula itu info dari ART bahwa ditemukan ada gelas berisi serbuk dan itu gelas anak saya yang ditemukan di laci kamar mandi. Kemudian saya mencoba mencari tau itu serbuk apa? Dan ditemukan pil warna orange dan biru,” kata LK, ibu balita, Senin (14/10/2024) petang.
Setelah ditemukan itu, lanjut LK, pia mencoba searching di Google. Dan ternyata itu obat penambah nafsu makan dan juga obat penggemuk badan. Kemudian dia mencari bukti lain dan mengecek HP milik suster dan ditemukan pembelian obat.
“Kemudian saat itu juga kami pertanyakan obat itu untuk siapa. Awalnya suster ini tidak mengaku namun kemudian dia mengaku dan obat itu diberikan kepada anak saya selama satu tahun. Dan pembelian obat itu mulai bulan September 2023 dan dibeli lewat online,” lanjut dia.
Lebih jauh diterangkan, bahwa suster ini selama satu tahun sudah melakukan pembelian sebanyak delapan kali mulai bulan September 2023 sampai Agustus 2024.
“Pengakuan suster obat ini diminumkan setiap hari satu kali kepada anak saya,” tandas dia.
Saat ditanyakan kepada suster alasan dia meminumkan obat itu, dia menjawab menambah nafsu makan.
Karena ia tidak ingin obat-obatan yang tidak jelas manfaatnya itu, lanjut LK, ia lantas membawa anaknya ke dokter dan akhirnya mendapatkan perawatan.
“Saat ini kondisi anak kami sudah mendapatkan perawatan dan diterapi dan sempat dirawat juga di RS di Surabaya dan dibawa ke RS di Singapore untuk mendapatkan perawatan intensif,” terangnya.
Sedangkan saat memberikan obat ini, suster tidak memberikan secara diam diam atau rumah dalam kondisi sepi. Namun ia memberikan saat rumah juga dalam kondisi rame, ada nenek maupun ART di rumah.
“Selama ini perilaku suster ini tidak mencurigakan sehingga saya dan keluarga tidak menaruh curiga. Cuman ada perubahan pada anak saya, semula berat badan 13 kg di bulan Agustus namun di bulan Desember 2023 naik hingga 18 kg,” ucap dia.
Baca juga: Cekoki Anak Asuhnya Obat Keras, Babysitter Dijadikan Tersangka
“Adanya perubahan ini saya tidak curiga karena pada bulan Agustus-September melakukan terapi karena ada masalah di lambung anak saya. Saya pikir anak saya gampang makan setelah terapi ternyata dikasih obat sama suster,” lanjut dia.
Atas peristiwa ini ditemukan obat sebanyak 1 pack full yang belum dipakai kurang lebih ada 30 biji.
Setelah dibawa ke RS, didiagnosa dokter bahwa anaknya kekurangan hormon kortisol tidak bisa menghasilkan hormon kortisol karena selama ini obat steroid ini yang mengandung steroid menekan tubuhnya untuk tidak menghasilkan hormon kortisol
“Hormon cortisol ini cukup penting bagi tubuh untuk aktifitas, untuk gerak,” beber dia.
Saat obat ini dihentikan berpengaruh kepada anaknya. Bahkan menurut LK, di hari ke tujuh susah makan pada hari ke delapan lebih susah makan dan di hari ke sembilan sudah tidak mau makan dan minum, tidak mau gerak, lemas, sehingga langsung dibawa ke UGD. (iki/ono)