Kenalkan Sejarah, Dikbud Kota Malang Hadirkan Museum Keliling di SMPN 3

Kenalkan Sejarah, Dikbud Kota Malang Hadirkan Museum Keliling di SMPN 3
Para peserta antusias saat berkenalan tentang sejarah, khususnya museum Mpu Purwa beserta koleksinya. (foto: afi)

Malang, SERU.co.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Malang hadirkan ‘Museum Keliling’ di SMPN 3 Kota Malang. Museum Keliling menjadi upaya jemput bola Dikbud Kota Malang dalam memberikan pengetahuan sejarah kepada generasi muda. Pada kesempatan langka ini, siswa SMPN 3 Kota Malang berinteraksi langsung dengan arkeolog dan koleksi benda bersejarah dari Museum Mpu Purwa.

Narasumber Museum Berjalan Kota Malang, Rakai Hino Galeswangi menjelaskan, museum Mpu Purwa menyimpan benda-benda dengan nilai historis, edukasi, religi hingga ekonomi. Nama museum tersebut diambil dari Mpu Purwa, sosok yang menurunkan raja-raja di tanah Jawa, terutama di wilayah timur.

Bacaan Lainnya

“Museum keliling ini bertujuan untuk memberikan pengenalan tentang koleksi-koleksi penting, termasuk arca Ibu yang kami bawa. Arca ini mengandung makna pentingnya seorang ibu, yang juga menggambarkan feminisme pada masa akhir Majapahit. Dimana Batari Pertiwi dipuja di berbagai penjuru Jawa,” seru Rakai, Jumat (20/9/2024).

Kenalkan Sejarah, Dikbud Kota Malang Hadirkan Museum Keliling di SMPN 3
Siswa SMPN 3 Kota Malang diajak menganalisis arca Ibu, salah satu koleksi museum Mpu Purwa. (foto: afi)

Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang ini juga menyoroti rendahnya pengetahuan budaya lokal di kalangan siswa. Dalam kegiatan tersebut, banyak siswa yang tidak mampu menjawab pertanyaan terkait bahasa Jawa dan keliru menyebut nama desa di Kota Malang.

“Hal ini tentu menjadi sinyal bahaya akan potensi hilangnya jati diri budaya. Oleh karena itu, kegiatan seperti ini perlu diperbanyak. Kita harus satu suara menjaga dan memperkenalkan warisan budaya kepada generasi muda,” lanjutnya.

Rakai berharap, orang-orang dengan basic lapangan wajib turun ke sekolah. Seperti ahli geologi, sosiologi dan lainnya. Ia juga berharap sosialisasi sejarah seperti ini terus dilakukan dan bahkan masuk kurikulum.

Menanggapi ‘Musum Keliling’ ini, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Herianto mengatakan, kegiatan ini bertujuan agar siswa dapat memahami sejarah dan koleksi Museum Mpu Purwa. Menurutnya, ada banyak ilmu kehidupan dalam sejarah.

“Siswa diminta merangkum kegiatan ini agar mereka bisa lebih menghargai sejarah daerahnya. Mengingat di kurikulum SMP tidak ada pelajaran sejarah yang spesifik, tapi adanya pelajaran IPS,” ungkapnya.

Salah satu siswa, Ruth mengaku, mendapatkan ilmu baru dari kegiatan ini. Meskipun awalnya kurang tertarik, ia akhirnya merasa mendapat wawasan berguna tentang sejarah dan budaya lokal setelah mengikuti kegiatan ini.

“Saya rasa kegiatan museum keliling ini sangat bermanfaat. Mengajarkan kepada kami pentingnya sejarah, budaya dan jati diri bangsa,” pungkasnya. (afi/ono)

disclaimer

Pos terkait