Malang, SERU.co.id – Pihak SMK PGRI 3 Malang akan lakukan tindakan tegas terhadap anak didiknya jika terbukti turut serta melakukan aksi pengeroyokan yang mengakibatkan ASA (17) meninggal dunia. Korban merupakan siswa SMK PGRI 3 dikeroyok 9 orang oknum pesilat perguruan PSHT. Berdasarkan informasi yang beredar, salah satu pelaku pengeroyokan juga siswa dari sekolah tersebut.
Kepala SMK PGRI 3 Malang, Muhammad Luqman Hakim mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih belum mendapatkan informasi terkait keterlibatan salah satu siswanya yang menjadi pelaku dalam kasus tersebut.
“Kami belum dapat informasi dari pihak kepolisian, karena kami juga masih menunggu dan memang informasi resmi itu biasanya kalau sudah. Gak tahu ya prosesnya karena tadi juga dari Pak Sochib, Kapolsek Karangploso yang menangani ini,” seru Luqman, saat dikonfirmasi SERU.co.id.
Luqman menerangkan, jika terbukti benar salah satu pelaku merupakan siswa SMK PGRI 3, pihaknya akan melakukan penindakan tegas, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk mengeluarkan dari sekolahan.
“Misalnya memang seperti itu kita akan mengikuti prosesnya biasanya memang kalau memang bener-bener terbukti. Secara aturan SMK PGRI 3 Malang siswa yang terlibat kena kasus pidana dan perdata itu kita secara otomatis kita DO,” terangnya.
Baca juga: Korban Pengeroyokan Oknum Pesilat PSHT di Karangploso Meninggal Dunia
Luqman membeberkan, korban merupakan sosok yang baik dan tidak tergolong anak-anak yang bermasalah di lingkungan sekolah. Dan pihak sekolah sempat menjenguk korban saat dirawat di rumah sakit yang masih dalam keadaan kritis.
Luqman juga mengaku, seluruh ekskul di sekolahannya dipantau oleh para guru. Menurutnya di SMK PGRI 3 Malang juga ada ekskul bela diri, namun untuk bela diri perguruan PSHT tersebut tidak ada.
“Tidak, jadi di tempat kami semua ekskul yang masuk itu kita seleksi dan ada persyaratan yang berlaku. Di tempat kami untuk bela dirinya itu ada karate itu ada taekwondo, kemudian ada fonakosi, ada tarung drajat. Kemudian kalau yg seni ada pagar nusa dan tapak suci,” bebernya.
Baca juga: Keroyok Polisi, 13 Oknum Anggota PSHT Jember Ditetapkan Tersangka
Senada dengan Luqman, teman sebangku korban, Aditya Prayoga (17) mengaku, korban adalah salah siswa yang baik dan tidak pernah berbuat neko-neko. Selain itu, korban juga tidak pernah bercerita dirinya ikut kegiatan bela diri.
“Orangnya ceria, kurang tahu kalau ikut silat, nggak pernah cerita kalau itu, kalau soal geng silat ndak pernah cerita. (Korban) Suka naik gunung, anaknya,” ungkapnya.
Dia juga menyebut, korban adalah teman yang baik dan ringan tangan jika teman-temannya dalam kesulitan.
“Salah satu kenangan bersama korban yang paling dikenang ialah ketika ia kehabisan bensin di Sengkaling. Kemudian almarhum mengantarnya dari Sengkaling sampai rumahnya ke Tlogomas, contoh kebaikan korban juga sering mentraktirnya,” terangnya. (wul/ono)