Malang, SERU.co.id – Universitas Brawijaya (UB) kembali menggelar Bincang dan Obrolan Santai (BONSAI), Kamis (12/9/2024). Dengan mengusung tema ‘Karakter Pemilih pada Pilkada Kota Malang, acara ini menghadirkan pakar serta wartawan nasional dan Malang Raya. Diskusi interaktif ini menyoroti perubahan perilaku pemilih di era digital serta strategi kampanye yang semakin mengandalkan teknologi dan media sosial.
Kepala Humas UB, Tri Wahyu Basuki menyampaikan, universitas berperan menyampaikan ilmu pengetahuan dan hasil penelitian. Kemudian hasilnya didiskusikan dan didistribusikan kepada masyarakat.
“Proses demokrasi terus berkembang dan jangan sampai kita justru mengalami kemunduran. Lewat diskusi ini, kita akan mendorong proses demokrasi yang lebih baik. Harapannya masyarakat punya pilihan pemimpin yang baik, amanah, peduli masyarakat dan mampu mengatasi berbagai permasalahan,” seru Tri membuka diskusi di Kedai Griya Gayatri.
Lebih lanjut, Tri menegaskan, kekuatan media mainstream dan media sosial telah memberi warna baru bagi pilar demokrasi Indonesia. Kekuatan media mempengaruhi opini dan pengambilan keputusan publik. Dengan power luar biasa itu, menarik melihat bagaimana media menghadapi pilkada.
Baca juga: Universitas Brawijaya Gandeng PT Pabrik Gula Rajawali II Wujudkan Corporate Laboratory
Peneliti perilaku pemilih di era digital, Andhyka Muttaqin SAP MPA menyoroti, pentingnya peran UB dalam mendukung perpolitikan daerah, khususnya di Kota Malang. Ia menjelaskan, pemahaman terhadap karakter pemilih sangat penting. Untuk memastikan pemilihan calon wali kota yang mampu mengakomodasi seluruh kepentingan masyarakat, bukan hanya partai politik.
“Lewat diskusi ini, kami ingin masyarakat Kota Malang dapat memilih pemimpin yang dapat mengayomi semua pihak. Dalam Pilkada Kota Malang, ada tiga pasangan calon yang akan bersaing. Yakni Moch Anton-Dimyati Ayatullah, Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin, dan Heri Cahyono-Ganis Rumpoko,” kata Andhyka.
Menurut Andhyka, tim sukses dari masing-masing pasangan calon akan memanfaatkan berbagai strategi untuk meningkatkan elektabilitas. Baik melalui media sosial dan kampanye digital setelah penetapan calon resmi dilakukan.
“Setelah penetapan calon wali kota, akan ada sosialisasi dan kampanye melalui berbagai platform, baik online maupun media sosial. Strategi tim sukses akan sangat menentukan apakah calon mereka dapat menarik minat pemilih atau tidak,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Kerjasama BP2M FISIP UB, Novy Setia Yunas SIP MIP menambahkan, perkembangan teknologi informasi saat ini telah mengubah lanskap sosial dan politik masyarakat. Termasuk cara kampanye politik dilakukan. Menurutnya, kampanye berbasis teknologi dan media sosial akan semakin mendominasi, menggeser metode konvensional.
“Disrupsi teknologi serta dominasi pemilih muda saat ini telah menggeser pola patronase politik. Dimana sebelumnya didasarkan pada tokoh dengan kharisma besar. Namun kini berpindah pada sosok dengan pengaruh besar di dunia maya,” ungkap Yunas.
Yunas, sapaan akrabnya, mengungkapkan, kampanye yang mengandalkan kreativitas dan pendekatan berbasis teknologi akan menjadi tren baru. Baik di tingkat nasional maupun lokal, seiring dengan pergeseran preferensi pemilih muda. Fenomena ini juga mencerminkan tren politik nasional dimana mayoritas kandidat telah menggunakan strategi kampanye menarik, inovatif dan berbasis digital.
“Dengan tren ini, para kandidat diharapkan semakin kreatif dalam merancang strategi kampanye mereka untuk menarik perhatian masyarakat. Khususnya generasi muda yang lebih akrab dengan dunia digital,” pungkasnya. (afi/ono)