Jember, SERU.co.id – Suhu dingin ekstrem melanda hampir seluruh Kabupaten Jember. Diketahui, suhu terdingin terjadi di Kecamatan Kalisat yang mencapai 14 derajat celcius. Bahkan, seorang warga menyebut suhu dingin itu mirip cuaca di Benua Eropa.
Insiyah Farmawati (26), warga Desa/Kecamatan Kalisat mengatakan, suhu dingin yang mencapai 14 derajat celcius itu baru pertama kali dirasakan.
“Ini suhunya dingin banget, nggak seperti biasanya. Kalau hari-hari biasa itu ya memang dingin, tapi nggak sedingin ini, apalagi kalau malam hari. Saya lihat di handphone itu suhunya tembus 14 derajat,” seru wanita yang akrab disapa Insi, Senin (12/8/2024).
Menurutnya, suhu terdingin yang ia lihat di handphone-nya terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari yang mencapai 14 derajat celcius.
Baca juga: Busana Daur Ulang Karung Pupuk, Hal Unik Dibalik Suksesnya Jember Fashion Carnival 2024
“Kalau biasanya suhu terdingin yang saya lihat di handphone itu sekitar 20 sampai 22 derajat. Tapi tadi pagi sekitar jam 2 dini hari itu tembus 14 derajat,” jelasnya.
“Bahkan tadi pagi ketika saya mau mandi itu airnya sudah seperti baru keluar dari kulkas (lemari es). Kaca rumah juga mengembun. Cuaca seperti ini seperti suhu dingin di Eropa,” sambungnya.
Sementara itu, Pengamat Cuaca Pos Meteorologi BMKG Jember, Dhiayur Rohman Firdausy mengatakan, suhu dingin itu biasa disebut dengan fenomena Bediding dan memang biasa terjadi saat musim kemarau.
Baca juga: Pendataan UMKM Seluruh Kabupaten Jember Berdayakan Tenaga Enumerator
“Fenomena bediding ini biasa terjadi saat musim kemarau. Bediding adalah kondisi dimana suhu cuaca pada malam hingga pagi hari terasa lebih dingin dari biasanya,” ucap pria yang akrab disapa Adi itu.
Adi mengatakan, fenomena tersebut terjadi di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Jember dengan tingkatan suhu yang berbeda-beda.
“Hampir semua kecamatan di Jember terjadi fenomena bediding ini. Dan menurut prediksi dari BMKG masih akan terjadi beberapa waktu kedepan,” ucapnya.
Lebih lanjut, kata Adi, penyebab terjadinya fenomena ini adalah akibat dari tutupan awan yang sedikit pada siang hari. Hal itu juga menyebabkan radiasi matahari tidak memiliki hambatan saat kembali ke atmosfer.
Baca juga: Bendera Merah Putih Raksasa Berkibar di Lereng Argopuro Jember
“Jadi di musim kemarau ini memang tutupan awan pada siang hari itu sedikit dan cenderung tidak ada. Jadinya radiasi matahari tidak memiliki hambatan dari awan saat kembali ke atmosfer,” jelas Adi.
“Selain itu, Benua Australia yang berada di selatan Indonesia juga sedang mengalami musim dingin. Tekanan udara tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa dari Australia menuju Indonesia (Monsoon Dingin Australia),” imbuhnya.
Baca juga: Opening Jember Fashion Carnival Diguyur Hujan Deras, Tak Kurangi Antusias Peserta
Rata-rata suhu cuaca di Kabupaten Jember, lanjut Adi, tercatat di kisaran 16-20 derajat celcius pada malam hari dan 22-30 derajat celcius pada siang hari.
“Suhu di Jember sendiri sekitar 16-20 derajat celcius kalau malam dan 22-30 derajat celcius waktu siang. Tapi, di Bandara Notohadinegoro Jember itu pernah tercatat suhu terdingin ada di angka 13,6 derajat celcius,” pungkasnya. (amb/mzm)