Malang, SERU.co.id – Masih banyak masyarakat Kabupaten Malang yang masih belum tahu terkait aplikasi SIAPkerja tentang informasi lowongan pekerjaan di seluruh Indonesia, baik dalam negeri maupun luar negeri yang diluncurkan oleh kementerian ketenagakerjaan (Kemanker).
“Aplikasi ini sudah ada sejak lama. Tapi mereka banyak yang tidak tahu (SMA/SMK),” seru Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang, Tri Darmawan beberapa waktu lalu.
Pria yang akrab disapa Tri itu menerangkan, kebelum pahaman masyarakat Kabupaten Malang terhadap adanya dan juga fungsi dari aplikasi SIAPkerja ini. Justru menjadi PR (pekerjaan rumah) pihaknya untuk terus mensosialisasikan hal tersebut.
Dimana aplikasi yang dirancang untuk mempermudah mendapatkan informasi lowongan pekerjaan tersebut akan disosialisasikan kepada masyarakat khususnya para siswa siswi SMA maupun SMK. Ia menyebut, aksi memperkenalkan ini dilakukan dengan menyisir seluruh SMA/SMK yang tersebar di 33 kecamatan yang ada di Kabupaten Malang ini.
“Jumlah SMK/SMA di Kabupaten Malang totalnya 200 an, sebetulnya (aplikasi) ini sudah saya share ke grup, tapi mereka membutuhkan bimbingan,” ungkapnya.
Tri mengaku, untuk kegiatan sosialisasi yang dilakukan Disnaker Kabupaten Malang untuk memperkenalkan aplikasi tersebut mulai masif dilakukan. Hal tersebut ditengarai karena melalui aplikasi ini sudah lengkap terkait informasi lowongan kerja maupun pelatihan yang disediakan oleh kemnaker.
Dikatakan Tri, didalam aplikasi SIAPkerja ini sudah disajikan bagi berbagai pilihan lowongan yang sesuai dengan jenjang pendidikan maupun jenis pendidikannya dari para pencari kerja (Pencaker).
TRi menyebut, informasi di aplikasi SIAPkerja kerja tersebut cukup luas. Sehingga siswa bisa mencari lowongan di aplikasi tersebut meskipun diketahui, dibeberapa sekolahan di Kabupaten Malang telah memiliki Bursa Kerja Khusus (BKK).
“Kalau job fair (BKK) selesai bagaimana siswa yang gak bekerja? Bagaimana siswa yang mau pelatihan lagi? Ya salah satunya bisa melalui SIAPkerja,” tuturnya.
“Sementara kita manfaatkan dari pusat sambil melakukan evaluasi. Kalau tidak memanfaatkan yang sudah ada, katakanlah kita membuat terobosan sendiri itu justru akan mengeluarkan anggaran yang besar,” imbuhnya. (wul/mzm)