Malang, SERU.co.id – Setelah disimpan sejak 2017 lalu, kini bendera merah putih dengan panjang 308 meter kembali dipasang oleh warga Dusun Sememek RT37/RW6, Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Hal tersebut dilakukan untuk turut serta memeriahkan HUT RI ke-79 tahun.
“Ini sudah pernah dipasang 2017 satu kali, terus covid gak dipasang lagi. Terus dipasang lagi hanya lorong sebelah sini. Lorong ini kanan, kiri tertutup sehingga tidak dipasang lagi. Baru sekarang dipasang lagi,” seru Ketua RT37/RW6, Iska Ismawanti, Selasa (6/8/2024).
Iska menerangkan, bendera merah putih dengan panjang 308 meter dan lebar 2,15 centimeter itu merupakan hasil ide pikiran dari warga di lingkungan tersebut. Dimana, mereka secara swadaya iuran untuk membeli bahan dan juga menjahitnya sendiri yang kurang lebih memakan waktu hingga satu bulan lamanya.
“Ini dari warga, ide dari warga, biayanya dari warga juga. Bendera saja dulu sekitar Rp 4 juta sampai Rp 5 juta, kan dijait sendiri sama warga gitu,” ungkapnya.
Dikatakan Iska, berdasarkan pemikiran bersama pula, bendera yang pernah memenangkan perlombaan sebagai bendera terpanjang di Jawa Timur pada tahun 2017 itu pula kembali dipasang untuk memeriahkan peringatan kemerdekan RI ini.
“Ini gagasannya dari masyarakat sendiri, karena dalam 17-an ini ingin lebih meriah gitu lo, untuk tampil beda dengan yang lain gitu,” tuturnya.
Dirinya menyebut, pemasangan bendera tersebut juga dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat sejak Minggu pagi hingga menjelang petang.
“Memasangnya ini, pakek tampar (tali tambang) pakek tali itu ya. Itu dengan warga banyak, kalau pemasangannya tidak bisa dengan warga yang sedikit, jadi kan kita perlu gotong royong dengan warga,” terangnya.
Selain panjang bendera yang berbeda dengan biasanya, warga juga menghias lingkungan mereka dengan memasang foto-foto para pahlawan. Kemudian pembangunan gapura yang mengusung konsep etnis Bali.
“Ini ada foto-foto pahlawan, nanti setiap tiang ini dipasang semuanya, jadi setiap tiang ada foto-foto pahlawannya. Ini ada sekitar 70-an (pahlawan). Gapura Bali-an itu, gapura yang model-model di Bali itu, nanti kita pasang itu belum jadi itu. Pakek penjor-penjor,” terangnya.
Dirinya menjelaskan, perawatan bendera panjang tersebut juga dilakukan bersama secara gotong royong oleh warga.
“Kalau kita membersihkannya bareng-bareng sama warga dicuci sendiri sama warga, terus kita gulung, terus kita packing dengan plastik,” terangnya. (wul/mzm)