Malang, SERU.co.id – Tim PKM-Kewirausahaan dari jurusan Administrasi Niaga dan Akuntansi Politeknik Negeri Malang (Polinema) berhasil menciptakan inovasi terbaru memanfaatkan lidah buaya (aloe vera). Yakni HaLoe hair tonic, produk alami dari tanaman lidah buaya yang terbukti sebagai tanaman berkhasiat dalam industri kecantikan dan perawatan rambut.
Tim PKM-Kewirausahaan beranggotakan Hawwa Aulia Nur, Apriliya Putri Prasetyo, Az zahra Nisa’ Faradisa Laily, Febila Soraya, dan Lailatudzurrohmah. Berbekal bimbingan Bambang Suryanto SPd MPd, mereka mengembangkan produk dengan judul “HaLoe : Sebagai Perawatan Alami Solusional dan Upaya Eksploitasi Sumberdaya Alam Lingkungan”.
“Lidah buaya atau aloe vera ini kaya akan zat anti-oksidan dan anti-bakteri yang dapat menguatkan akar rambut, dan mencegah pertumbuhan jamur. Hair tonic ini juga minimal akan resiko efek samping, karena memakai bahan herbal dan cocok digunakan bagi penderita rambut berketombe dan penderita penyakit dermatitis seboroik,” seru Hawwa Aulia Nur, Ketua Tim PKM-Kewirausahaan jurusan Administrasi Niaga dan Akuntansi Polinema.
Menurut Hawwa, ide produk ini muncul karena masih banyaknya masyarakat Indonesia yang mengalami permasalahan rambut berketombe. Serta mengalami iritasi, karena menggunakan perawatan rambut yang tinggi akan kandungan kimia.
“Dengan menggunakan bahan alami dari tanaman herbal, hair tonic ini memiliki keunggulan. Seperti risiko efek samping yang lebih rendah dibandingkan produk perawatan rambut lain,” imbuh Hawwa.
Alasan dipilihnya lidah buaya, karena tanaman ini mengandung banyak zat aktif antrakuinon. Dimana dapat menghambat pertumbuhan jamur candida albicans, salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit dermatitis seboroik.
“HaLoe menjadikan inovasi ini sebagai upaya eksploitasi sumber daya alam lingkungan. Industri kecantikan rambut atau hair tonic dinilai potensial untuk membuka lapangan usaha dan menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Khususnya Kampung Lidah Buaya di Kota Malang yang menjadi lokasi budidaya Aloe Vera dan produsen bahan baku utama HaLoe,” beber Hawwa.
Pembuatan hair tonic melalui dua tahapan utama, yaitu pengolahan bahan baku dan pengemasan. Pembuatan HaLoe dimulai dengan mengupas, mencuci dan menghaluskan daun lidah buaya. Lidah buaya yang sudah halus, disaring dan dipanaskan untuk mendapatkan tekstur cair.
“Setelah cairan agak dingin, dicampur dengan vitamin, cuka apel, minyak kelapa, zat pengawet, ekstrak masing-masing varian dan pelarut hingga cairan menjadi homogen. Hair tonic yang sudah jadi dimasukkan ke dalam botol spray dan diberi label,” jelas Apriliya Putri Prasetyo, anggota tim.
Tidak hanya produk, strategi pemasaran dari HaLoe Hair Tonic ini juga menarik perhatian. Selain melakukan pemasaran secara online melalui media sosial dan e-commerce, produk ini juga melakukan personal selling pada Car Free Day Kota Malang.
“Dengan begitu, produk HaLoe Hair Tonic dapat dikenal oleh masyarakat secara luas baik secara online maupun offline,” ucap April, sapaannya.
Dengan kombinasi inovasi, kepedulian lingkungan, dan strategi pemasaran yang menarik, produk HaLoe Hair Tonic diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi masyarakat. Sehingga menjadi pilihan utama dalam industri kecantikan dan perawatan rambut, serta memberikan dukungan bagi pembangunan ekonomi Malang Raya. (rhd)