Malang, SERU.co.id – Dari pemeriksaan sembilan orang saksi atas kasus meninggalnya Syahroni, Satreskrim Polres Malang temukan fakta, jika korban sempat mengeluh sakit setelah menenggak miras saat diantar pulang oleh pacarnya setelah dua hari tidak pulang ke rumah.
Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat menerangkan, dari pernyataan saksi, korban kabur dari rumah karena merasa jengkel dengan orang tuanya.
“Karena yang bersangkutan ini kabur dari rumah, marah motornya digadaikan bapaknya tanpa seijin dia,” seru Gandha, Senin (8/7/2024).
Gandha menerangkan, saat hari kejadian korban diantar oleh pacarnya untuk pulang ke rumahnya. Melihat kondisi korban yang kurang baik, pacarnya memintanya untuk berobat, justru ditolak oleh Syahroni.
“Yang bersangkutan diantar pulang pacar beserta adiknya pacar, namun sebelum pulang sempat mampir ke halaman parkir Puskesmas Turen. Tapi korban ini menolak dan bersikukuh di antar pulang ke rumah,” bebernya.
Dimana saat belum diantar pulang, menurut keterangan dari saksi korban sempat mengeluh sakit. Dimana sebelumnya Syahroni telah menenggak minum-minuman keras (miras)
“Iya mengeluh sakit karena sebelumnya minum-minum,” ungkapnya.
Dirinya menjelaskan, selama dua hari siswa yang baru naik kelas 3 SMA itu kabur korban menginap di rumah pacarnya. Serta rumah tetangga pacarnya yang ada di Kecamatan Turen.
Pria berkacama mata itu menerangkan, hingga saat ini hasil visum secara resmi masih belum keluar. Sehingga pihaknya masih belum bisa menyampaikan secara pasti apa penyebab korban tewas.
Baca juga: Pihak Kepolisian Dalami Penyebab Kematian Pemuda Gondanglegi yang Tewas Misterius
Ia menuturkan, untuk mencari jalan terang penyebab pemuda 19 tahun itu meninggal, pihak kepolisian telah memeriksa 9 orang saksi. Yang meliputi, pacar korban, orang tua korban, orang terdekat, tetangga dan teman korban.
Diberitakan sebelumya, Syahroni, seorang pemuda berusia 19 tahun warga Desa Urek-Urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang ditemukan tewas secara tidak wajar di kediamannya, Jumat (5/7/2024). Dimana untuk saat ini penyebab kematian siswa kelas 3 SMA tersebut masih dalam proses pendalaman polisi.
Perangkat Desa Urek-urek, Sulaiman Arif menuturkan, saat dirinya mendapatkan informasi dari keluarga korban, pemuda itu sudah dalam keadaan meninggal dunia.
“Kami datang sudah seperti itu (korban tewas), cerita dari ibunya, kurang lebih jam 15.00 WIB (Jumat, 5/7/2024) korban dipulangkan ke rumah,” seru lelaki yang kerap disapa Himen itu. (wul/ono)