Barang bukti berhasil diamankan, yaitu 1,2 ton MDMB-4en-PINACA (Ganja Sintetis), 25.000 butir pil Xanax dan 25.000 butir pil Extasy. Kemudian 40 kg bahan baku MDMB-4en-PINACA setara dengan 2 ton produk jadi.
“Sementara barang Bukti Prekursor Narkotika 200 liter Prekursor yang dapat diproduksi menjadi 2,1 Juta butir extacy, 21 kg Benzil Metil Keton (BMK) atau Penil-2-Propanon (P2P). Kemudian 8,7 kg Pipironil metil keton (PMK) atau 3,4 dimetilen dioksi fenil-2-propanon, 17 liter Aseton,” ungkapnya.

Sementara itu, ada barang bukti non narkotika yang berhasil diamankan. Yaitu 6,7 natrium borohidrid, 80 liter Asam Klorida, 12 kg tepung perekat. Kemudian dua unit mixer planatary, satu unit mesin vacuum drying chamber dan satu unit electric heater with thermostat.
“Tempat ini sudah beroperasi selama 2 bulan yang dikendalikan oleh WNA Malaysia lewat Zoom. Tersangka menyewa rumah ini dengan alibi akan digunakan sebagai kantor EO. Baik pengendali dan tersangka tidak saling mengenal karena hanya menggunakan suara,” terangnya.
Sementara untuk pola pemasaran dilakukan secara online (e-commerce). Kemudian pola distribusi memanfaatkan jasa ekspedisi untuk menyamarkan. Dari seluruh barang bukti yang disita, bisa menyelamatkan 5 juta 350 ribu jiwa.
Para pelaku terancam hukuman minimal 5 tahun dan maksimal hukuman mati. Kemudian denda minimal Rp1 miliar dan maksimal Rp10 miliar.
Sementara itu, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Imam Sugianto mengajak warga Jawa Timur untuk menjaga Jatim. Imam berharap peredaran narkotika tidak akan ditemukan kembali.
“Saya berpesan kepada warga masyarakat Jawa Timur mari bersama sama menjaga Jatim dari bahaya narkoba,” ungkapnya.
Salah satu warga, N mengaku, kaget saat rumah tersebut sudah dipasangi garis polisi. Tempat ia bekerja persis di sebelah TKP. Ia mengaku sudah sering mencium seperti bau ayam mati.
“Iya tapi saya heran kok tidak hilang-hilang. Kemudian sering terdengar ribut-ribut kayak suara kipas angin bergetar. Rumahnya kalau siang hari ditutup tapi malam hari sering keluar masuk kendaraan,” ceritanya. (afi/iki/rhd)