Upaya Pelestarian Budaya, Disdikbud Kota Malang Wacanakan Pagelaran Setiap Bulan

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana SE MM. (ws11) - Upaya Pelestarian Budaya, Disdibud Kota Malang Wacanakan Pagelaran Setiap Bulan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana SE MM. (ws11)

Malang, SERU.co.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang wacanakan pagelaran pentas budaya setiap bulan. Sebagai upaya melestarikan dan memperluas jangkauan pengetahuan budaya yang dimiliki Kota Malang.

Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana SE MM menargetkan, pentas budaya dapat digelar mulai bulan Juli. Sebagai langkah awal akan dimulai dari Sendratari SMP 4 Kota Malang. Bulan Juli dipilih sebagai awal untuk memeriahkan hari Gebyar Anak Nasional.

Bacaan Lainnya

“Saya berjanji di bulan Juli (2024, red) untuk mengawali, minggu pertama atau minggu kedua pada malam Minggu. Kita akan menarik wisatawan-wisatawan, baik dari luar negeri atau dalam negeri yang ke Malang, agar bisa melihat tampilan (pentas budaya, red),” seru Suwarjana, kepada SERU.co.id.

Suwarjana menyampaikan, minimal dalam satu bulan ada penampilan budaya. Hal ini sebagai salah satu cara melestarikan dan mengenalkan budaya yang dimiliki oleh Kota Malang.

“Kita punya Gedung Kesenian Gajayana, yang insyaallah tidak dalam waktu lama segera dimanfaatkan. Nanti kalau lighting, sound system sudah ada di Gedung Kesenian Gajayana,” ucapnya.

Mantan Kepala Dinas Perpustakaan ini mengharapkan, terjadi atmosfir budaya seperti Jogja dengan Prambanan dan Bali. Penampil membawakan cerita daerah dengan budaya khas Kota Malang.

“Saya mau seperti di Prambanan, jadi sekali tampil itu satu cerita, tapi durasi 30-45 menit. Di Bali misalnya ada Tari Kecak, dengan cerita-cerita yang lain, seperti cerita Ramayana. Nanti kami titik beratkan untuk ceritanya Kota Malang dan Malang Raya,” jelasnya

Lebih lanjut, ia menjelaskan, untuk memasuki arena tersebut nantinya tentu perlu tiket penonton. Sekaligus bentuk apresiasi kepada peserta yang menampilkan kreasi budaya.

“Tentu nanti akan ada kerjasama dengan Disporapar dan memang harus kita beri tiket, tapi tidak mahal. Karena bagaimanapun juga seniman butuh biaya, belum lagi make up, sewa kostum dan jerih payah mereka. Insyaallah laku, siapa lagi yang memulai kalau bukan kita,” pungkas Suwarjana. (ws11/rhd)

disclaimer

Pos terkait