Jember, SERU.co.id – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam GMNI, melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Jember. Mereka menuntut agar hari tanpa tembakau sedunia ditiadakan. Aksi demonstrasi yang dimulai sejak pukul 13.00 WIB itu diwarnai kericuhan antara masa dengan polisi. Bahkan, massa yang memaksa masuk ke gedung DPRD Jember sampai merusak pintu gerbang.
Berdasarkan pantauan awak media yang berada di lokasi, saat itu massa melakukan orasi di depan kantor DPRD Jember, pada Jum’at (31/05/2024) siang. Orasi tersebut memanas hingga para demonstran memaksa untuk masuk ke dalam gedung, untuk menemui Ketua DPRD Jember secara langsung.
Saat situasi memanas itulah, massa yang terbakar emosi mencoba menerobos masuk hingga merusak pintu gerbang kantor DPRD Jember sampai kondisi gerbang besi itu penyok dan hampir roboh. Tak berhenti disitu, ratusan personel aparat kepolisian yang disiapkan juga terlibat aksi dorong dengan masa hingga kericuhan pun tak bisa terelakkan.
“Kita ingin masuk, ini rumah kami, rumah rakyat,” teriak salah satu demonstran pada aparat yang berjaga di depan.
Kericuhan diawali saat massa yang emosi berusaha mendorong dan menendang tameng polisi yang berjaga di lokasi. Bahkan, saat itu masa sempat meneriaki kata-kata makian pada petugas dan melemparinya dengan benda-benda yang dibawa oleh massa.
“Mana kepeduliannya, kalian makan dengan uang rakyat, biarkan kami masuk,” kata salah satu demonstran.
Aksi pengerusakan pintu gerbang dan kericuhan massa dengan aparat kepolisian itu sempat terhenti usai sejumlah anggota DPRD Jember mengajak koordinator dan perwakilan dari para demonstran untuk melakukan mediasi di dalam gedung Banmus DPRD Jember setelah terjadi perdebatan alot dan juga aksi saling dorong.
Namun, massa yang menunggu diluar gedung terlihat tak sabar menunggu mediasi. Akhirnya situasi kembali memanas dan aksi saling dorong hingga kericuhan antara petugas dan demonstran kembali terjadi.
Kericuhan tersebut baru benar-benar reda, usai Ketua DPRD Jember, Itqon Syauqi keluar dari dalam gedung dan bertemu dengan para demonstran untuk mendengar aspirasi mereka.
“Kami baru saja selesai melaksanakan rapat paripurna, jadi tolong bersabar dan mohon waktu. Ayo sekarang kita bicarakan baik-baik dan jangan anarkis,” ujar Itqon pada para demonstran.
Usai melakukan mediasi dengan Ketua DPRD dan menemukan titik temu permasalahan dari kedua belah pihak, massa akhirnya membubarkan diri.
Terkait aksi kericuhan hingga pengerusakan terhadap pintu gerbang, Ketua Fraksi Komisi A DPRD Jember, Tabroni menyayangkan terjadinya peristiwa itu.
“Kawan-kawan aktivis mahasiswa silahkan lakukan demo di DPRD. Tapi tentunya harus dengan tetap berpegang pada kaedah-kaedah yang baik. Tidak boleh kemudian melakukan pengerusakan terhadap fasilitas yang ada. Apalagi ini gedung rakyat, dibangun juga dari APBD dan pajak asalnya rakyat. Jadi harus dijaga, karena ini gedung bersama,” kata Tabroni.
“Jangan sampai melakukan pengerusakan, apalagi dulu juga pernah terjadi pemecahan kaca-kaca di DPRD. Nah hari ini terulang lagi. Jangan sampai terulang lagi di kemudian hari,” sambungnya.
Terkait alasan larangan masuk bagi ratusan demonstran, lanjut legislator dari fraksi PDI Perjuangan itu, karena pada saat bersamaan sedang ada rapat paripurna di Ruang Paripurna Lantai Dua Gedung DPRD Jember.
“Tadi kita juga sedang ada rapat paripurna, membahas tentang LPP APBD. Itu alasan dari kenapa kawan-kawan mahasiswa tidak boleh masuk,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Dewan, Sutiyoso mengatakan, pihaknya akan berusaha memperbaiki pintu gerbang yang telah dirusak sampai penyok oleh pada demonstran.
”Ya kita coba perbaiki dulu, mungkin kalau bisa diperbaiki biayanya tidak terlalu besar. Tapi kalau harus beli dan memperbarui, mungkin bisa lebih dari 10 juta rupiah biayanya,” pungkasnya. (amb/mzm)