Minta Jatah Pembagian Warisan Ditolak, Rumah Seorang Ibu di Poncokusumo Diratakan dengan Buldozer

Minta Jatah Gono-gini, Rumah Seorang Ibu di Poncokusumo Diratakan Anaknya Dengan Alat Berat
Proses penggusuran rumah orang tuanya yang dilakukan anaknya. (foto:ist)

Malang, SERU.co.id – Rumah tinggal Sugiati (43), yang berada di Dusun Gadungan RT38/ RW15, Desa Karanganyar, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang rata dengan tanah, Jumat (17/5/2024). Anehnya, hal tersebut dilakukan oleh anak kandung wanita tersebut lantaran permintaan jatah pembagian rumah tersebut tidak dikabulkan ibunya.

Kepala Dusun Gadungan, Marsudi menuturkan, berdasarkan informasi yang dia dapat pembongkaran tersebut bermula saat D, anak dari Sugiati pemilik rumah meminta jatah bagian rumah itu kepada ibu kandungnya. Namun tidak dikabulkan. Kalau tidak dapat rumah, D minta ganti Rp200 juta. Namun lagi -lagi ibunya juga tidak bisa mengabulkan.

Bacaan Lainnya

“Pak Tono, ayahnya Bu Sugiati juga bilang kalau Rp200 juta gak punya uang sebanyak itu. Karena dijanjikan Rp50 juta gak mau, akhirnya si anak ini minta rumahnya dirobohkan saja. Dan keluarga Bu Sugiati mempersilahkan agar si anak ini merobohkan biar hatinya lega,” seru Marsudi.

Diketahui, D merupakan anak kandung Sugiati dengan suami pertamanya yang sudah berpisah sejak D masih balita.

“Bu Sugiati ini kan sudah bercerai saat D masih bayi, Bu Sugiati kerja ke luar negeri . Lah hasilnya itu mungkin dibuat bangun rumah. Kalau tanahnya murni milik Bu Sugiati pemberian dari orangtuanya, karena Bu Sugiati asli orang Gadungan, Karanganyar, ” ungkapnya.

Saat itu, D dan ayahnya lalu tinggal di Gondanglegi. Dan saat ini ayah D sudah menikah lagi, sedangkan Sugiati juga sudah menikah lagi dan memiliki dua orang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Sugiati menempati rumah yang dirobohkan tersebut bersama suaminya yang baru.

Baca juga: Ibu Pengidap Skizofrenia Bunuh Anak Kandung di Bekasi

Selanjutnya, karena D tetap berisikukuh untuk rumah dirobohkan jika uang yang dirinya minta tidak diberikan. Keluarga Sugiati dan suaminya yang baru juga tidak bisa berbuat banyak. Sehingga mereka hanya bisa menyaksikan bangunan tersebut dirobohkan oleh D menggunakan alat berat.

“Jadi pas rumah dirobohkan tadi ya Pak Tono, terus suaminya Bu Sugiati juga hanya melihat saja. Biar anaknya ini lega. Bahkan keluarga Bu Sugiati juga minta agar sisa material dibersihkan dan dibawa sekalian. Artinya memang sudah disepakati oleh keluarga Bu Sugiati silahkan kalau rumah tersebut mau dirobohkan,” paparnya.

Pos terkait