Malang, SERU.co.id – Proses tak akan pernah membohongi hasilnya. Seperti kerja keras dan gotong royong Satgas Covid-19 dan warga Perumahan Villa Bukit Tidar dalam penerapan Jaring Pengaman Sosial (JPS) saat menangani pencegahan penyebaran dan dampak pandemi Covid-19.
Alhasil, Tim Satgas dan warga VBT diganjar penganugerahan juara kedua Lomba Kampung Tangguh Semeru (KTS) yang diberikan oleh Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata bersama Dandim 0833 Kota Malang Letkol Inf Tommy Anderson, dalam apel penghargaan pemenang Lomba KTS, di halaman Mapolresta Malang Kota, Senin (6/7/2020).
Ketua RW 11 Merjosari, Yudi Purwanto, yang menerima secara langsung hadiah tersebut mengaku sangat senang dan terharu. Karena berkat kerjasama dan gotong royong tim satgas dan warga VBT, akhirnya berhasil membawa mereka menjadi juara dua KTS Kota Malang. “Tim Satgas Covid-19 bisa melahirkan ide-ide kreatif yang sangat luar biasa untuk membangkitkan kembali warga terdampak pandemi Covid-19. Dan alhamdulilah warga merespon dengan baik,” ujar Yudi.
Menurut Yudi, keberadaan Kampung Tangguh VBT semata dari warga untuk warga, bukan lantaran ada lomba. Sebab konsep JPS VBT semata demi tujuan kemanusiaan. “Ini adalah bonus, bukan tujuan utama. Kami berharap satgas Covid-19 VBT bisa terus berinovasi menghasilkan ide-ide kreatif untuk membantu warga,” tuturnya, usai menerima penghargaan yang diserahkan Dandim 0833, di Mapolresta Malang, Senin (6/7/2020).
Dihubungi secara terpisah, Ketua Satgas covid-19 VBT, Akhmad Muwafik Saleh, SSos, MSi, mengapresiasi penghargaan yang diterima VBT. Jika dilihat selisih nilai yang terpaut sedikit dengan juara pertama, KTS Glintung RW 5 Purwantoro dengan nilai 57, sementara VBT nilai 53, adalah hal yang wajar. “Wajar, karena Glintung lebih siap beberapa tahun jauh sebelum pandemi. Sementara VBT baru April kemarin dan murni terbentuk saat mengatasi pandemi Covid-19,” ungkap Muwafik, sapaan akrabnya.
Hanya dalam waktu singkat, VBT berhasil mengubah perilaku elit umumnya warga perumahan, menjadi tanpa sekat laiknya perkampungan yang kental dengan gotong royong dan kebersamaan. “VBT itu sangat luas dengan jumlah penduduk sekitar 1.400-an KK yang mempersatukan dua wilayah, yaitu Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru dan Kelurahan Karang Besuki Kecamatan Sukun. Istimewanya bisa menyatu tanpa sekat,” tutur Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan FISIP UB ini.
Berkat kekhasan itu pula, Kampung Tangguh VBT sukses menerapkan 3 konsep generasi kegiatan yang belum tentu dimiliki oleh kampung tangguh lainnya. Dimulai sejak Sabtu (11/4/2020) dengan pembagian sembako dan voucher belanja untuk 120 KK terdampak selama 4 bulan, kemudian dilanjutkan peluncuran Kampung Tangguh dan Pasar Online VBT yang melibatkan 200-an pedagang VBT, Minggu (14/6/2020).
Tak lama berselang, mengembangkan aplikasi Sobo Genting VBT, sebuah aplikasi yang menghimpun seluruh potensi warga VBT dan sekitarnya yang dikembangkan menjadi sentra bisnis, edukasi, dan pertanian/perikanan, baik online maupun offline. “Ada sobo pasar online, event kampung jadul, pesta tani, sobo edukasi dan lainnya. Dimana kami mengundang warga luar VBT untuk menikmati potensi VBT dan wilayah sekitarnya,” papar dosen FISIP UB ini.
Nantinya, ketika perekonomian VBT kembali menggeliat dan berkembang, akan didirikan Kampung Zakat. Dari semula menengadahkan tangan menerima bantuan, nantinya warga yang bangkit diajarkan bersyukur, ketika tangan sudah diatas untuk membantu sesama yang lebih membutuhkan. “Ketika sudah merasakan syukur hasil usahanya, maka secara sukarela akan mengeluarkan zakat, infak dan sedekah, yang akan diputar bagi kemakmuran masyarakat,” tandas pengasuh pesantren mahasiswa Tanwir al Afkar Malang ini. (rhd)