Malang, SERU.co.id – Kondisi Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional Bagian C Lawang, Kabupaten Malang, membutuhkan perhatian lebih dari Provinsi Jawa Timur. Agar SLB tersebut bisa memiliki fasilitas yang memadai.
“Ada beberapa fasilitas yang sudah waktunya dilengkapi, dan ada juga yang harus dibenahi. Apalagi SLB Pembina Lawang ini memiliki jumlah siswa tergolong banyak. Ada 184 siswa dari berbagai jenjang, dan memiliki 75 guru dan tenaga administrasi, serta seorang kepala sekolah,” ungkap Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, Dr Sri Untari Bisowarno MAP, saat monitoring di SLB Lawang, Jumat (26/6/2020) kemarin.
Terhadap sejumlah fasilitas yang kurang, pihaknya akan berupaya bersama dengan anggota Komisi E lainya, untuk memperjuangkan melalui Badan Anggaran agar SLB memiliki ruang guru. “Kami akan berjuang dalam penganggaran, agar fasilitas yang kurang bisa terpenuhi,” tutur Untari.
Selain itu, dia juga berharap ada Coorporate Social Responbility (CSR) dari Bank Jatim dan Perumda lainnya, diarahkan untuk pembangunan dan sarana prasarana SLB Pembina Lawang. Meski lembaga ini gratis, lanjut Sri Untari, akan lebih baik jika ada peranan orang tua wali yang memiliki kemampuan secara materi, untuk ikut memberikan perhatian sarana prasarana.
Selain itu, tidak kalah pentingnya, adalah alumni SLB bisa diberdayakan oleh institusi pemerintah sesuai dengan keahlian mereka.
Menurut Sri Untari, dari pihak sekolah sudah ada keinginan untuk kembali masuk. Karena selama pandemi Covid 19, mereka diliburkan. Menjelang era new normal ada keinginan masuk sekolah. Namun pihaknya mengingatkan untuk mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi. “Kalau mau masuk sekolah, harus dilakukan rapid test terlebih dahulu, setidaknya dua kali. Ini untuk memastikan jika anak-anak tidak ada yang terjangkit Covid 19,” timpalnya.
Untari mengakui, jika untuk rapid tes dibutuhkan anggaran yang besar. Apabila dikehendaki, pihaknya akan melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Gugus Tugas. “Kalau memang dirasa masuk sekolah itu lebih baik, ya mau tidak mau harus dilakukan rapid test dulu. Nanti kita akan bicarakan dengan gugus tugas,” imbuh Sri Untari.
Namun senyampang masih pandemi, sebaiknya tidak dipaksakan untuk masuk terlebih dahulu, dengan tetap melakukan pembelajaran daring. “Ya tentunya kalau mau masuk sekolah, fasilitas standar covid 19 harus dipenuhi, baik itu hand sanitizer, kaos tangan, dan menjaga jarak. Ini sangat penting, agar tidak terjadi kontak secara langsung,” tambahnya.
Kalau masih sulit untuk menghindari kontak langsung, sebaiknya mengikuti ketentuan dan anjuran pemerintah saja. Pihaknya juga menyarankan, untuk melakukan ekspos melalui medsos dengan lebih masif terhadap keberadaan dan aktifitas siswa. “Dengan ijin orang tua siswa, ini sangat penting, agar makin banyak masyarakat peduli dan mengenal para siswa SLB Lawang,” tandasnya. (rhd)