Perang Sarung Dua Kelompok Anak Muda, Kapolsek Lowokwaru: Berawal dari Ejek-ejekan FF

Perang Sarung Dua Kelompok Anak Muda, Kapolsek Lowokwaru: Berawal dari Ejek-ejekan FF
Kapolsek Lowokwar berharap generasi muda jauhi tawuran. (foto: mg1)

Malang, SERU.co.id – Warga balai RW 03 Jalan Kepiting, Tunjungsekar, Lowokwaru berhasil gagalkan perang sarung. Setelah diselidiki Polsek Lowokwaru, perang sarung antar-kelompok anak muda itu berawal saling ejek game Free Fire (FF). Dua senjata tajam dan sarung berisi besi berhasil diamankan sebagai barang bukti.

Kapolsek Lowokwaru, Kompol Anton Widodo mengatakan, total ada sekitar 10-15 orang dari setiap kelompoknya. Setelah mendapat aduan, pihaknya mengamankan dua tersangka untuk dimintai keterangan. Anak-anak tersebut masih duduk di bangku SMP, SMK dan SMA.

Bacaan Lainnya
Barang bukti berupa golok sepanjang 40 cm, besi berbentuk bulat sepanjang 45 cm, gawai dan sarung yang dililit besi. (foto: mg1)

“Setelah kami periksa sesuai prosedur penanganan anak, ditetapkanlah RE sebagai tersangka. RE terbukti tanpa hak menguasai, membawa, menyimpan senjata pemukul, senjata tajam. Dijerat pasal 2 ayat (1) UU Darurat RI No. 12 Tahun 1951 dengan pidana penjara satu tahun empat bulan,” seru Anton, Sabtu (16/3/2024).

Baca juga: Wali Kota Surabaya Ajak Seluruh Warga Berantas Aksi Tawuran

Lebih lanjut, Anton bercerita, setelah mendapat laporan adanya tindakan perundungan terhadap GP oleh P. RE menemui P untuk klarifikasi terkait tindakan perundungan tersebut. Selanjutnya P mengadu kepada L.

“Selanjutnya L menemui RE dan menantang untuk melakukan perang sarung. Keduanya sepakat diadakan pada Rabu (13/3/2024) pukul 20.00 di sekitar futsal Widyagama. Titik kumpul ditentukan setelah masing-masing kelompok saling berkumpul di sekitar balai RW,” terangnya.

Namun sebelum berangkat ke lokasi, RE memutuskan pulang ke rumah setelah melihat badan lawannya besar-besar. Dirinya pulang mengambil sajam dan beberapa besi untuk dililitkan di sarungnya. Setelah siap, RE mengajak kelompoknya berangkat menuju lokasi yang dtentukan.

Baca juga: Antisipasi Melebarnya Tawuran, Polres Malang Terjunkan Dua Peleton Brimob

“Saat melihat keramaian dan gelagat ingin tawuran, warga membubarkan kedua kelompok. Kedua kelompok membubarkan diri dan kembali berkumpul di titik kumpul awal. Mereka ingin menentukan lokasi perang sarung kembali,” beber Anton.

Hanya RE dan RA yang kembali ke balai RW 03 dengan tujuan awal makan tetapi tidak jadi. Kemudian keduanya diamankan warga, sedangkan anak lainnya sudah melarikan diri Setelah digeledah, satu golok dan besi berbentuk bulat serta sarung dililit besi ditemukan di jok motor milik RE.

“Kita kumpulkan semua anak dan dari kesaksian mereka memang akan terjadi perang sarung jika tidak dilerai warga. Kita beri siraman rohani oleh ustadz dan warga sekitar. Berhubung masih bulan suci Ramadan,” ungkapnya.

Sementara itu, Lukman Chakim saat memberi siraman rohani mengaku ikut prihatin. Seharusnya di bulan suci para anak-anak muda fokus beribadah.

“Peran aktif orang tua sangat diperlukan untuk mengawasi dan mendidik anak-anak kita. Kemudian juga harus kita perhatikan bagaimana kondisi lingkungannya. Semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya ,” pungkasnya. (afi/rhd).

 

Pos terkait