Bondowoso,SERU.co.id- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bondowoso tidak hanya menggratiskan biaya pembuatan Surat Keterangan Sehat (SKS) di seluruh Puskesmas kepada santri saja, selama memasuki pola hidup kebiasaan baru atau new normal yang diterapkan mulai 10 Juni 2020 di pandemi Covid-19. Dinkes juga tidak menarik biaya pembuatan SKS pada siswa sebagai salah satu persyaratan masuk sekolah.
Kepala Dinkes Muhammad Imron menjelaskan, surat pemberitahuan dinkes di puskesmas, masih terbatas untuk santri yang digratiskan biaya pembuatan SKS, karena sudah masuk Pondok Pesantren (Ponpes). Sedangkan, surat resmi pemberitahuan gratis biaya pembuatan SKS di puskesmas untuk siswa belum dibuat. ”Jadi, puskesmas tidak salah, karena belum menerima surat pemberitahuan dinkes untuk siswa digratiskan pembuatan SKS. Karena, kita juga belum tahu masing-masing sekolah akan masuk kapan,” jelasnya.
Namun, Imron menegaskan, dirinya langsung menindaklanjuti jika mendapat informasi puskesmas di Bondowoso menarik biaya pembuatan SKS pada siswa. Yakni, memerintahkan puskesmas menggratiskan pembuatan SKS untuk siswa. ”Ada info bayar pembuatan SKS untuk siswa di puskesmas, hari itu juga kita perintahkan gratis. Untuk surat pemberitahuan resmi dinkes ke semua puskesmas tinggal menyusul,” tegasnya.
Persoalan siswa ditarik biaya pembuatan SKS di Puskesmas, ini mencuat Jumat kemarin (19/6/2020). Berawal tiga siswa didampingi ibu salah seorang siswa meminta SKS untuk persyaratan masuk sekolah di Puskesmas Curahdami. Ketiga tiga siswa diminta uang administrasi pembuatan SKS masing-masing Rp 20 ribu oleh petugas puskesmas. Meski membayar, ibu seorang siswa tadi kurang mengeluh dan membuat persoalan ini menjadi berita sejumlah media online di Bondowoso.
Kepala Puskesmas Curahdami Kudlori (bukan Khodari seperti diberitakan sejumlah media online di Bondowoso, red) pun menegaskan, dirinya tidak tahu jika petugas puskesmas menarik biaya pembuatan SKS pada siswa sebagai persyaratan masuk sekolah. Karena, saat kejadian Kudlori ada kegiatan di luar puskesmas. ”Saya baru tahu setelah ada keluhan dari masyarakat dan saya jelaskan petugas puskesmas tidak salah menarik biaya pembuatan SKS untuk siswa, karena belum ada surat pemberitahuan dinkes. Yang ada surat pemberitahuan gratis pembuatan SKS untuk santri,” tegasnya.
Setelah kejadian itu, menurut Kudlori, dirinya baru mendapat perintah Kepala Dinkes Muhammad Imron agar menggratiskan pembuatan SKS untuk siswa sebagai persyaratan masuk sekolah. ”Perintah kepala Dinkes agar SKS gratis untuk siswa baru saya terima, setelah kejadian itu. Jadi, petugas puskesmas tidak salah tadi menarik biaya, karena memang belum ada surat pemberitahuan dinkes. Tapi, begitu diperintahkan gratis, saya langsung kembalikan dan antar sendiri uang Rp 20 ribu kepada tiga siswa tadi ke rumah masing-masing,” jelasnya. (ido).