Malang, SERU.co.id – Sekitar 122 perguruan tinggi mengikuti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Dekan Teknik Indonesia (FDTI) selama 5 (lima) hari (2-6/3/2024). Rakernas FDTI 2024 ini bertujuan memperkecil atau memangkas kesenjangan (gap) Fakultas Teknik antara perguruan tinggi se-Indonesia.
Ketua Pelaksana Rakernas sekaligus Dekan Fakultas Teknik (FT) UB, Prof Ir Hadi Suyono ST MT PhD IPU ASEAN Eng menjelaskan, FDTI dihadiri sebanyak 122 perguruan tinggi dari 240 anggota perguruan tinggi. Harapannya, hasil FDTI kali ini melahirkan kesepakatan baru yang saling menguntungkan melalui 240 Perjanjian Kerja Sama (PKS) dari 95 perguruan tinggi.
“Dengan berkumpulnya para dekan teknik di FDTI, maka equality atau kesetaraan akan terbentuk. Sebab kita memiliki tanggung jawab yang sama untuk membangun bangsa dan berkewajiban mencerdaskan anak bangsa,” seru Prof Hadi, sapaan akrabnya, di auditorium Prof Ir Suryono FT UB lantai 2, Minggu (3/3/2024).
Baca juga: Kejari Batu Unggul dalam Pelayanan Publik dan Akses Informasi Masyarakat
Sebagai tuan rumah, FT UB menjamu para peserta dengan beragam kegiatan. Diawali pembukaan, dilanjutkan acara formal berupa pemberian materi dari narasumber BAN-PT, Lamteknik, dan Direktur Sumber Daya Kemendikbud Ristek selama dua hari. Selain itu, penguatan kolaborasi melalui penandatangan PKS dan kegiatan lainnya, baik di Kota Malang hingga Kota Batu.
Ketua FDTI, Prof Selo ST MT MSc PhD IPU ASEAN Eng mengajak, seluruh dekan teknik bisa menciptakan teknologi sumber daya manusia unggul. Berkaca pada negara lain, terlihat negara berteknologi maju memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi.
“Di sisi lain jumlah insinyur profesional kita sedikit, padahal insinyur inilah yang akan menbangun bangsa kita di bidang infrastruktur. Maka kita punya tanggung jawab besar membawa kemajuan bangsa. Kita yang berada di posisi dekan, bertanggungjawab menggerakan sumber daya di fakultas agar bergerak ke sana,” tegas Dekan Fakultas Teknik UGM ini .
Melalui Rakernas, pihaknya berupaya mewujudkan program FDTI dalam menjalin sinergi dan menyatukan visi. Dekan dari bidang teknik dan rekayasa perlu bersinergi bersama dalam menyusun program yang bisa menguatkan tata kelola fakultas. Sehingga dapat memberikan jaminan kualitas lulusan.
“Kalau pengelolaan institusinya baik, maka lulusannya pun berkualitas. Kita juga ingin menyiapkan pendidik yang berkualitas, karena dosen kita yang bergelar magister lebih banyak daripada yang doktor. Kita dorong dosen untuk melakukan penelitian tentang masalah di Indonesia yang bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.
Senada, Sekjen FDTI, Dr Ir Muhammad Burhannudinnur MSc IPU Asean Eng menjelaskan, forum ini berusaha saling sharing untuk membantu yang kurang. FDTI sebagai wadah untuk saling mendukung fakultas teknik dari setiap perguruan tinggi di Indonesia.
Baca juga: Babinsa Kedungkandang Berikan Pelatihan Kepada Linmas
“FDTI hadir untuk memangkas rasa minder yang timbul antar perguruan tinggi di seluruh Indonesia, baik itu besar dan kecil maupun PTN dan PTS. Kita semua semeja untuk saling support, tujuan forum ini memang untuk mengikis rasa minder yang timbul antara fakultas teknik besar dan kecil. Sehingga menciptakan sebuah kesetaraan untuk saling mencerdaskan kehidupan anak bangsa,” pungkas Dekan FT Universitas Trisakti ini.
Secara aplikatif, ketika fakultas teknik perguruan tinggi besar memiliki suatu program, maka bisa disinergikan bersama perguruan tinggi sedang maupun kecil. Sehingga terjadi pemerataan program yang melibatkan dosen dan mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya. (rhd)