Jejaring Komite Ekraf Kota Batu Silahturahmi ke Jakarta dan Bandung Raya

Jejaring Komite Ekraf Kota Batu Silahturahmi ke Jakarta dan Bandung Raya
Rombongan Jejaring Ekonomi Kreatif Kota Batu. (dik)

Batu, SERU.co.id – Jejaring Komite Ekonomi Kreatif (Ekraf) Kota Batu melaksanakan kegiatan Silaturahmi ke Jakarta dan Bandung Raya, Senin-Jumat (26/2-1/3/2024). Tujuan dari kegiatan tersebut untuk belajar lebih dalam tentang organisasi Komite Ekraf di 2 (dua) kota besar di Indonesia itu.

Hari pertama kegiatan, Jejaring Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kota Batu berkunjung ke Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), Selasa (27/2/2024) pagi. Kunjungan Komite Ekraf ini diterima oleh Perwakilan dari Deputi 7 Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif, Baparekraf, yakni Kabid Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Ekonomi kreatif. Hadir pula Deputi bidang Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan serta didampingi perwakilan dari beberapa direktorat yang ada di dalamnya.

Bacaan Lainnya

Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Sekretariat Daerah Kota Batu, Emilyati mengatakan, tujuan kunjungan jejaring ini, karena Komite Ekraf Kota Batu baru terbentuk pada 1 November 2023 lalu. Pihaknya ingin belajar bagaimana kontribusi Komite Ekraf kepada pemerintah. Selain itu, bagaimana juga regulasi yang benar, agar Komite Ekraf Kota Batu bisa berkolaborasi dengan pemerintah.

“Komite Ekraf Batu sudah melakukan Mapping Data dan Visioning yang nantinya akan melahirkan beberapa rencana program. Program-program tersebut sekaligus akan dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025,” serunya.

Komite Ekraf saat berada di Kemenparekref/Baparekraf Jakarta. (dik)

Wakil Ketua Komite Ekraf Kota Batu, Agus Herman Susanto menjelaskan, keberadaan Komite Ekraf Batu untuk mengakselerasi ekonomi kreatif yang sudah ada di Kota Batu. Selain itu, diharapkan pula untuk bisa mengoptimalisasi potensi dengan branding kota wisatanya.

“Dimungkinkan masih banyak potensi wisata yang masih belum terangkat,” ungkapnya.

Baca juga: Kominfo Batu Fair 2023 Tampilkan Beragam Seni Hingga Kuliner

Kabid Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Ekonomi kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hari Nur Sukarna menerangkan, di dalam Baparekraf terdapat beberapa Direktorat. Di antaranya Direktorat Tata Kelola Ekonomi Digital, Direktorat Aplikasi, Permainan, TV dan Radio. Selain itu, juga ada Direktorat Kekayaan Intelektual Industri Kreatif.

“Arah pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif bertugas menyelenggarakan perumusan. Dan pelaksanaan kebijakan teknis pengembangan ekonomi digital dan produk kreatif di bidang ekonomi kreatif, ” tutur Hari Nur, sapaan akrabnya.

Hari Nur berpesan, agar Komite Ekraf Kota Batu tidak pernah berhenti untuk selalu berkomunikasi dan berdiskusi dengan para pelaku Ekraf. Selain itu, membuat komunikasi dua arah dengan para penggerak Ekonomi Kreatif dari komunitas di kota-kota yang lainnya. Khususnya kota-kota yang sudah punya sejarah dengan Ekraf yang lebih terkenal, seperti Bandung, Jatiwangi, Jogja, bahkan Kota Malang sendiri.

Baca juga: Diskominfo Batu Tunggu Hasil Pemerintah Pusat Terkait Pengajuan Tower Seluler

Usai melaksanakan kunjungan di Kemenparekraf/Baparekaf, rombongan jejaring Komite Ekraf Kota Batu berkunjung ke M Bloc Space Jakarta. Sebuah ruang ex gudang pabrik PERURI yang disulap menjadi ruang kreatif bagi pelaku Ekraf Jakarta. Selain menjadi ruang pamer produk kreatif, juga menjadi area tumbuh, ekspresi, dagang dan  market bagi berbagai sub sektor ekraf yang berbasis industri.

Bergeser dari Ibukota Jakarta, rombongan jejaring Ekraf Kota Batu menuju ke Ibu Kota Jawa Barat, Kota Bandung, Rabu (28/2/2024). Agenda kunjungan, di antaranya ke Bandung Creative Hub (BCH), Indonesia Creative City Network (ICCN) dan Pasar Kreatif Kota Bandung. Di BCH, rombongan diterima oleh Kepala UPTD Padepokan Seni Kreatifitas dan Kebudayaan Disbudpar Kota Bandung, Luki Darmawan.

Jejaring Ekonomi Kreatif saat berada di Bandung Creative Hub. (dik)

Kepala Dinas Pariwisata Kota (Kadisparta) Batu, Drs Arief As Siddiq mengatakan, Bandung adalah kota besar yang sudah banyak memberikan fasilitas kepada masyarakatnya. Sehingga dari Kota Batu ingin tahu dan belajar, apa yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung saat ini.

“Apa yang diberikan Pemkot Bandung mungkin bisa ditiru untuk diterapkan di Kota Wisata Batu. Agar bisa menciptakan sebuah konsep dan strategi untuk Kota Batu ke depan,” ucapnya.

Baca juga: ATV Diskominfo Batu Gelar Festa TV 2023

Wakil Ketua Komite Ekraf Kota Batu, Herman Aga menyebutkan, pihaknya bersama anggota komite berusaha “melebur” untuk membuat beberapa konsep kreatif di Kota Batu. Dirinya juga mengapresiasi Pemkot Bandung dengan hadirnya BCH untuk bisa memberikan wadah kreatif bagi warganya.

“Mudah-mudahan dengan tujuan ini terbuka lagi imajinasi kami, visi besar kami sebagai Kota Wisata. Juga sebagai Kota kreatif dengan karakternya,” ungkapnya.

Ia juga berharap, Kota Batu memiliki sebuah “Public Space” serupa, untuk bertemunya para pelaku kreatif, akademisi dan lain sebagainya.  Diakuinya, meskipun Batu memiliki banyak potensi SDM maupun SDA yang kreatif, namun belum menjadi sebuah ekosistem.

Baca juga: Festival Film Kominfo 2023, Ajang Apresiasi Karya Sineas Lokal Batu

“Kami berharap, dengan kunjungan ini mudah-mudahan ada banyak hal insight untuk kami. Sehingga bisa kami terapkan sesuai dengan karakteristik Kota Batu,” ujarnya.

Kepala UPTD Padepokan Seni Kreatifitas dan Kebudayaan Disbudpar Kota Bandung, Luki Darmawan mengungkapkan, terkait fasilitas maupun peralatan yang ada di BCH. Sengaja disiapkan bagi pelaku ekonomi  kreatif di Kota Bandung. Peralatan tersebut bisa digunakan secara gratis oleh masyarakat atau komunitas yang menggunakan gedung BCH.

“Di ruangan ini tidak dipungut biaya apapun. Antara lain ada studio music untuk mengembangkan bakat bermusik, baik secara solo maupun grup. Ada juga ruang pameran atau eksebisi untuk yang ingin mengakses fasilitas di BCH bisa reservasi terlebih dahulu,” ucap Luki, sapaannya.

Baca juga: Festival Film Kominfo 2022, Puncak Penghargaan Sineas Kota Batu

Luki menjelaskan, berbagai kegiatan literasi juga bisa diselenggarakan di BCH. Ada Co-working Space dengan konsep ruang kaca, Auditorium, Studio fotografi, studio dance dan studio recording. Ia juga mengungkapkan, keberadaan BCH tidak dipungkiri berawal dari kepemimpinan Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung saat itu.

“Bapak Ridwan Kamil waktu itu berinisiasi mendirikan sebuah ruang publik yang bisa digunakan pelaku ekonomi kreatif. Khususnya pemula, dari yang tidak punya dasar dan modal, agar mereka bisa berkegiatan di BCH,” katanya.

Tuntas berdiskusi dengan pengelola Bandung Creative Hub, rombongan jejaring Ekraf Kota Batu melanjutkan kunjungan ke sebuah destinasi yang terletak di kawasan heritage Kota Bandung di Jalan Braga. Komite Ekraf Kota Batu belajar langsung ke Indonesia Creative Cities Network (ICCN), sebuah forum komunitas ekraf di Indonesia yang bergerak mandiri bersama jejaringnya di 250 kota/kab se-Indonesia. Salah satu Peran ICCN adalah mengadvokasi tumbuhnya indeks pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia bersama Kemenparekraf & UNESCO Creative Cities Network.

Jejaring Komite Ekonomi Kreatif saat bertemu ICCN di Jalan Braga, Bandung. (dik)

“Dari ICCN, kami fokus mengupas milestone, roadmap, langkah strategis, pedoman pengembangan kota kreatif. Dimana kini sudah menjadi 2 buku tentang Pengembangan Kota Kreatif dan Buku JENAMA Kota berbasis Budaya/Kalcer,” ungkap Anwar, salah satu Anggota Komite Ekraf Kota Batu.

Hadir dari pihak ICCN, Dewan Penasehat Indonesia Creative Cities Network, Dwinita Larasati yang pernah menjadi Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kota Bandung sejak 2014. Dosen Institusi Teknologi Bandung yang akrab disapa “Teh Tita” ini memberikan banyak ilmu bagaimana ICCN bisa hadir dan terus berkembang. Untuk menginisiasi lahir dan bertumbuhnya kota serta kabupaten kreatif di Indonesia.

Baca juga: “Mbatu Kominfo Fair” Ramaikan Parkiran Lippo Plaza Batu

“Supaya tetap kompak, komunikasinya supaya dijaga dan buatlah program yang strategis, supaya selalu direstui Pemkot dan teman-teman,” pesannya kepada Komite Ekraf Kota Batu.

Masih di kota kembang Bandung, Komite Ekraf Kota Batu mengunjungi Pasar Kreatif Jawa Barat, sebuah wahana kawasan riil business industri kreatif yang berdiri di lahan aset Pemprov Jabar. Kawasan ini dikelola oleh BUMD Provinsi Jabar PT. Jaswita Jabar bersama KREASI. Di tempat ini, Komite Ekraf Batu bertemu dengan Owner perusahaan pengembang web, aplikasi DICODING, Firstman Marpaung.

Firstman Marpaung juga merupakan tenaga ahli Deputi 7 Kemenparekraf dan tenaga ahli Bupati Bandung. Produknya adalah platform pengembangan Ekraf Dashboard yang telah diterapkan oleh Kabupaten Bandung dan KUMMARA. Perusahaan pengembang permainan Game Based Learning ini juga telah berpengalaman melayani klien multinasional sejak 2010.

Baca juga: Kota Batu Tuan Rumah Jatim Kominfo Festival 2022

“Materi intinya tentang creative thinking dan Creative Catalist bagi local leader (komunitas dan birokrasi pemerintahan) berbasis seriously Game,” ucap Anwar.

Mengakhiri kunjungan di wilayah Bandung Raya, jejaring Komite Ekraf Kota Batu melakukan kunjungan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupatan Bandung di Soreang, Kamis (29/2/2024). Kunjungan tersebut diterima oleh Kabid Pemasaran dan Ekraf, Disbudpar Kabupaten Bandung, dan Ketua Kabupaten Bandung Creative Hub (KBCH).

Jejaring Komite Ekraf Kota Batu, saat berkunjung ke Soreang untuk bertemu Disbudpar dan Kabupaten Bandung Creative Hub. (dik)

Kabid Pemasaran dan Ekraf, Disbudpar Kabupaten Bandung, Vena Andriawan SSTP MSi mengatakan, Pemkab Bandung memiliki beberapa gedung untuk berbagai kegiatan wisata, MICE, edukasi dan kreasi. Salah satunya Gedung Budaya Sabilulungan.

“Kabupaten Bandung sudah memunculkan hibah sebesar Rp250 juta dalam bentuk hibah kegiatan dan berupa peralatan untuk komunitas kreatif,” terangnya.

Salah satu program yang saat ini digalakkan Pemkab Bandung adalah menciptakan wirausahawan baru dengan menyediakan berbagai course atau pelatihan ketrampilan dan usaha. Kabupaten Bandung juga memiliki “Bedas Market” yang merupakan program Bupati Bandung dengan target sebanyak 200 orang perdesa.

“Pemerintah Kabupaten Bandung bekerjasama dengan KBCH untuk memasukkan berbagai produk hasil dari UMKM Kabupaten Bandung di blibli.com, ” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Kabupaten Bandung Creative Hub (KBCH), Raka Wahyu menuturkan, KBCH memiliki program kreasi dan inovasi desa. Komite Ekonomi Kreatif bisa menjadi akselerator untuk membantu program-progrsm pemerintah daerah. Pihaknya memanfaatkan untuk dapat  berkolaborasi dengan berbagai stakeholder yang bisa untuk diajak kolaborasi.

“Misalnya dengan menghadirkan Mall kreatif dan menjalin kerjasama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai lembaga pelatihan untuk menambah program pelatihan, ” jelasnya.

Untuk menggiatkan kegiatan Ekonomi Kreatif, KBCH juga melakukan komitmen dengan pemerintah Kab. Bandung untuk membuat 60 event pertahun. Kang Raka, sapaannya juga menyebutkan, pergerakan di KBCH adalah inovasi sosial, aktivitas ekonomi dan penguatan budaya. Saat ini pihaknya juga sedang menyiapkan program 100 Pemuda Creative Digital.

“Setiap desa akan dipilih 10 anak untuk diajarkan sebagai digital marketing. Mereka menjalani pendidikan dan pelatihan selama 3 bulan. Produknya sudah ada dan terkurasi. Tinggal anak-anak muda ini diajarkan untuk penjualannya secara online, ” imbuhnya.

Terkait kelembagaan Komite Ekonomi Kreatif di Kabupaten Bandung, dirinya menyebut ada terdiri dari Steering Committee (SC) dan Organizing Committee (OC). Terkait Steering Committee (SC), dikomandani langsung oleh Bupati Bandung dan pejabat di lingkungan pemerintah daerah. Sementara untuk Organizing Committee (OC) baru beranggotakan para pegiat Ekonomi Kreatif.

“Untuk SC hanya khusus memikirkan kebijakannya saja, bukan mengurusi hal teknis. Di Organizing Committee (OC) baru dibahas secara teknis,” pungkasnya.

Adapun kunjungan Jejaring Komite Ekonomi Kreatif(KEK) Kota Batu ini bersama Bagian Perekonomian dan SDA, Disparta, Diskominfo, Diskumperindag, Dispertan KP, DPMPTSP dan Bappelitbangda Kota Batu. (adv/kominfo/dik/rhd)

Pos terkait