Fahmi menyampaikan, beragam tantangan kini dihadapi PJT I sebagai salah satu BUMN pengelola SDA di Indonesia.
“Tantangan itu terutama terkait layanan pengelolaan SDA dari mulai ancaman keberlanjutan SDA. Meliputi kuantitas, kualitas, kontinuitas hingga ancaman bencana terkait air yang semakin meningkat frekuensi dan magnitudonya,” katanya.
Menurutnya, tantangan lain yakni keberlanjutan dan kondisi infrastruktur SDA yang menua dan bahkan rusak. Untuk itu, lanjut dia, perlu adanya perbaikan dan peremajaan infrastruktur. Guna mengoptimalkan kinerja dan pemanfaatannya untuk pengelolaan SDA.
“Khususnya di lima wilayah sungai yang dikelola PJT I baik di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Utara,” bebernya.
Ia juga menyampaikan, pentingnya keberlanjutan finansial, baik untuk CAPEX (Capital Expenditure) dan OPEX (Operating Expenditure) juga menjadi tantangan mengemuka yang dihadapi.
CAPEX bagi PJT I, yakni pengeluaran yang dikeluarkan untuk membeli atau memperbarui sarana dan infrastruktur tetap, khususnya dalam pemeliharaan dan pengelolaan SDA. Sedangkan OPEX berkaitan dengan biaya operasional dari kegiatan bisnis rutin seperti gaji karyawan, listrik.