Trenggalek, SERU.co.id – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Trenggalek Kanwil Kemenkumham Jawa Timur gelar acara peringati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 27 Rajab 1445 H.
Bertempat di masjid At-Taqwa Rutan Kelas IIB Trenggalek, acara peringatan Isra’ Mi’raj ini tentunya tidak sekadar memperingati saja melainkan harus memahami makna dari peringatan Isra’ Mi’raj, mengingat peristiwa agung yang dilalui Nabi Muhammad SAW hanya dalam satu malam saja pada tanggal 27 Rajab.
Acara peringatan Isra’ Mi’raj ini dihadiri langsung oleh Kepala Rutan Kelas IIB Trenggalek, I Kadek Dedi Wirawan Arintama beserta pejabat struktural dan pegawai Rutan, serta ratusan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan.
“Kegiatan kita hari ini memperingati Isra’ Mi’raj bersama semua warga binaan. Kita tahu bahwa banyak hikmah yang dapat diambil dari kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW pada peringatan Isra’ Mi’raj. Semoga kita semua disini selalu dimudahkan oleh Allah SWT serta dijauhkan dari segala kesulitan,” seru KaRutan Trenggalek saat dikonfirmasi, Kamis (8/2/2024) siang.
Baca juga: Belasan Napi Lapas Kelas IIB Kota Probolinggo Dibekali Keahlian Membatik
Dalam tausiah yang disampaikan Ustadz Eko Priyanto membahas mengenai perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam mendapatkan perintah untuk melaksanakan Salat dan segala perintah-perintah Allah SWT.
Perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Sidrotul Muntaha menghadap Allah melalui peristiwa Isra’ Mi’raj, untuk menjemput perintah Salat lima waktu, menunjukan bahwa perintah Salat adalah kewajiban yang menentukan ibadah lainnya. Jika kewajiban Salat di abaikan oleh umat Islam maka amalan lainnya menjadi tidak berarti.
Ustadz Eko mengumpamakan seperti rumah yang tidak bertiang. Karena Salat merupakan hubungan vertikal seorang hamba kepada Allah SWT yang harus di jaga kekokohannya. Sehingga telepon yang harus terus tersambung, yaitu 24434, dengan kewajiban melaksanakan Salat subuh 2 rakaat, Zuhur 4 rakaat, Ashar 4 rakaat, Maghrib 3 rakaat, dan Isya 4 rakaat.
“Oleh karena itu, mari bersama-sama meningkatkan kualitas shalat, sehingga setiap Muslim merasakan shalat itu sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi, bukan hanya sebatas kewajiban yang harus ditunaikan,” imbuhnya.