Kampung Aloevera Ciptomulyo, Destinasi Wisata Tematik Baru Kota Malang

Contoh hasil produksi makanan dari aloevera. (ist)

Malang, SERU.co.id – Mahasiswa pratikum Public Relations Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah sukses mengusung Kampung Warna-Warni Jodipan (KWJ) di Kelurahan Jodipan, Kota Malang, hingga terkenal ke level nasional bahkan mancanegara. Disusul Kampung Hijau “Tempenosaurus” di Kota Batu, yang turut menambah daftar kesuksesan UMM mendampingi suatu wilayah mengembangkan potensi berbasis potensi lokal.

Bacaan Lainnya

Terbaru, destinasi Kampung Tematik yang diberi nama Kampung Aloevera di Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, yang mengusung potensi lidah buaya atau aloevera. Di dalamnya, akan banyak menyuguhkan produk-produk olahan makanan ataupun minuman khas berbahan dasar lidah buaya. Selain itu, akan ditambahkan ikon-ikon wisata bertema aloevera.

Program ini diinisiasi oleh Pertamina Fuel Terminal Malang melalui program CSR, bekerjasama dengan dosen Ilmu Komunikasi UMM, Novin Farid Setyo Wibowo, MSi dan Rahadi, MSi sebagai pendamping program. “Sebelumnya, di tahun 2018, kita pernah melakukan riset sosial mapping (pemetaan sosial, red.) tentang sosial-ekonomi masyarakat di Ciptomulyo. Dari hasil riset itu kemudian dilihat potensinya. Nah, salah satu potensinya adalah aloevera yang bisa dikembangkan,” terang Novin, dalam keterangan resminya kepada SERU.co.id.

Pelatihan aloevera disela pemberian bantuan. (ist)

Pertamina Fuel Terminal Malang memberikan bantuan alat produksi berupa mesin oven dan peralatan pendukung peningkatan produksi usaha makanan dan minuman khas aloevera. Fuel Terminal Manager Pertamina Malang, Ahmad Zaeni mengatakan, bantuan peralatan produksi ini diharapkan mampu produksi makanan dan minuman secara optimal.

Selain pemberian bantuan alat produksi, juga berlangsung pelatihan produksi, rebranding produk, dan pemasaran online kepada warga untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. “Harapannya, bantuan peralatan produksi ini sebagai trigger untuk mendorong tumbuhnya kelompok masyarakat produktif dan mampu mandiri menghadapi situasi tak menentu selama dan pasca Covid-19,” imbuh Ahmad Zaeni.

Sementara itu, Lurah Ciptomulyo, Hari Dwi Yunianto mengatakan, adanya bantuan tersebut mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Kelurahan Ciptomulyo. Di masa pandemi Covid-19, warga yang menjalankan produksi juga dilengkapi dengan peralatan protokol kesehatan. Seperti penggunaan masker, face shield, hingga sarung tangan. “Hal itu sebagai bentuk agar semua produk, baik makanan dan minuman yang dihasilkan aman serta higienis,” ungkap Hari Dwi.

Dalam waktu dekat, pihaknya juga menyiapkan program lain, yaitu pelatihan urban farming di lahan sempit untuk tanaman aloevera dan obat. Kemudian berlanjut dengan program lomba antar RW untuk Pengolahan Taman Sentra dengan tema Aloevera untuk menciptakan ikon Kelurahan Ciptomulyo sebagai Kampung Aloevera. Tak hanya itu, dalam rangka mendukung program Kampung Tangguh di Kota Malang, Pertamina bersama UMM juga melakukan Pelatihan Relawan Gugus Tugas Covid-19. (rhd)

disclaimer

Pos terkait