Malang, SERU.co.id – Wabah Pneumonia mycoplasma membuat masyarakat sedikit khawatir mengingat kenangan buruk yang terjadi akibat covid-19 beberapa tahun lalu. Pasalnya, setelah kasus covid-19 mereda, masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan hidup sehat. Masyarakat seolah acuh dengan penggunaan masker dan tidak mempedulikan kebersihan diri, seperti rajin cuci tangan dan menjaga jarak.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (FK UMM), dr Thahri Iskandar SpP menyampaikan, pendapatnya melihat fenomena ini. Pada dasarnya, pneumonia mycoplasma merupakan penyakit infeksi jaringan paru yang diakibatkan oleh mikroorganisme, bisa berupa virus, bakteri, jamur hingga parasit.
“Pneumonia itu penyakit yang sudah lama ada, bahkan sebelum covid-19 dan bukan penyakit misterius. Penyebab hingga pengobatannya pun jelas, tidak seperti covid-19. Umumnya pneumonia ini menyerang anak,” seru dr Thahri, sapaan akrabnya.
Hal ini terjadi karena daya tahan tubuh anak yang belum stabil, dibandingkan dengan orang dewasa. Adapun beberapa gejalanya, di antaranya demam, tenggorokan nyeri, sesak, batuk, nyeri otot, pusing, dan lemas. Khusus pada anak-anak bisa disertai diare.

“Perlu diingat, pneumonia ini penyakit yang bersifat menular. Oleh karena itu, orang dewasa yang terpapar wajib menjaga jarak dengan anak dan menjaga lingkungan tetap bersih,” tegasnya.
Ia melanjutkan, salah satu upaya pencegahan penyakit ini adalah dengan menjaga lingkungan sekitar. Lingkungan yang kotor, akan membuat banyak bakteri tumbuh dan berkembang. Hingga pada akhinya menyerang daya tahan tubuh manusia, utamanya anak.
Baca juga: Self Diagnosis dalam Mengatasi Gangguan Mental Bisa Membahayakan Diri Sendiri
Pola hidup sehat, seperti tidur cukup, makan makanan bergizi, berprotein dan rajin olahraga sangat dianjurkan. Karena bisa mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang.
“Masyarakat tidak perlu panik. Jika anak mulai merasakan gejala seperti di atas, cobalah bawa ke dokter dan jangan menduga-duga. Apalagi jika gejala berlangsung lebih dari satu munggu,” tandasnya. (rhd)