Batu, SERU.co.id – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Batu gelar pertemuan kolaborasi awak media dan Bawaslu Batu di Horison Hotel, Jalan Trunojoyo, Kota Batu. Kegiatan ini menghadirkan narasumber akademisi dari Fisip Universitas Brawijaya Malang Dr Muhammad Muzakki, dan Wakil Ketua PWI Jatim, Mahmud Suhermono.
Anggota Bawaslu Kota Batu, Mardiono SHI MH mengatakan, kolaborasi Bawaslu Kota Batu dengan awak media ini adalah untuk meningkatkan pengawasan partisipatif pada Pemilu 2024. Dengan adanya kolaborasi ini, dirinya yakin Pemilu 2024 akan berjalan dengan baik dan penuh integritas.

“Menjadi tugas kita bersama termasuk media dengan adanya ujaran kebencian dan berita-berita bohong yang meluas maka tugas kita adalah memberikan informasi yang benar valid dan yang bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga masyarakat kita bisa menggunakan hak pilihnya secara benar,” jelasnya.
Baca juga: Mappilu PWI Malang Raya, Bukti Kepedulian Masyarakat Pers pada Pemilu 2024
Mardiono menambahkan, dengan keberadaan Masyarakat Pers Pemantau Pemilu (Mappilu), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), bisa memberikan informasi yang jelas dan benar. Sehingga masyarakat bisa memilih calon pemimpinnya dengan baik. Harapannya, tingkat partisipasi pada pemilihan nanti juga meningkat dari tahun 2019.
“Sehingga legitimasi pemimpin-pemimpin bangsa nanti itu juga kuat,” ungkapnya.
Dosen FISIP Universitas Brawijaya (UB) Malang Dr. Muhammad Muzakki, mengatakan, definisi pemantauan Pemilu adalah pengumpulan informasi mengenai proses pemilu dan penilaian publik terhadap proses tersebut. Berdasarkan standar universal tentang pemilu demokratis yang dilakukan oleh organisasi yang berkomitmen untuk menjaga netralitas. Juga dilakukan dengan proses demokrasi untuk menjaga kepercayaan publik terhadap integritas dari proses pemilu.
Baca juga: Konsolidasi Sambut Pemilu 2024, Mappilu PWI Datangi Bawaslu Kabupaten Malang
“Tugas pemantau Pemilu adalah mengumpulkan informasi mengenai proses pemilu lalu melaporkan hasil pemantauan kepada publik. Di Indonesia, menyampaikan laporan kepada Bawaslu secara berjenjang dan mempublikasikan hasil pemantauan kepada publik,” paparnya.
Doktor Muzakki, sapaannya menambahkan, sebagai pemantau Pemilu, ada kode etik yang perlu ditaati. Antara lain adalah non partisan dan netral, tanpa kekerasan, menghormati peraturan perundang-undangan dan adat istiadat dan budaya setempat. Kesukarelaan, integritas, kejujuran, obbjektif, kooperatif dan transparan.
“Dalam bertugas, Mappilu berpegang pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua PWI Jatim Mahmud Suhermono, lebih menekankan bahasan seputar netralitas media dalam pemberitaan pemilu. Ia berharap, anggota PWI yang tergabung dalam Mappilu, bisa memberikan sumbangsih lebih bagi Pemilu 2024. Apalagi, potensi kerawanan Pemilu 2024 dimana masyarakat terkelompok secara politik dan adanya peran media dan informasi serta maraknya hoax di media social.
“Dalam tahun politik ini, teman-teman harus bisa memposisikan dirinya dengan wajib hukumnya karya jurnalistik yang dibuat adalah independen,” tegas Ketua Mappilu Jatim itu.
Ditambahkannya pula, media pers dengan produk berita yang terverifikasi dan membandingkan dengan sumber berbeda. Sementara media non pers, produknya adalah informasi yang belum tentu terverifikasi dan rawan terjadi hoax serta ujaran kebencian dan lain-lain.
Ditambah lagi data yang menyebutkan, preverensi para pemilih yang 60 persen lebih merupakan pemilih muda dan generasi milenial, cenderung lebih mengambil informasi dari media sosial, bukan produk media pers.
“Ini tantangan bagi teman-teman pers , untuk mememuhi berita-berita tentang kebaikan dan kebenaran,” ucapnya.
Mahmud juga menambahkan, media memiliki peran untuk memberikan pendidikan politik. Antara lain adalah untuk mendewasakan pemilih agar tidak mudah terprovokasi. Selanjutnya adalah mengedukasi pemilih dengan mengerti tahapan dan dinamika Pemilu. Dan yang ketiga dalam menjadikan pemilih rasional, yaitu pemimpin berintegritas dan kompeten.
“Pers jangan menjadi sumber kegaduhan dan perpecahan,” pungkasnya. (dik/ono)