Surabaya, SERU.co.id – Mendekati akhir tahun, aktifitas kegiatan pariwisata di Jatim mengalami peningkatan. Tidak terkecuali, Experiential Tourism yang merupakan salah satu jenis wisata yang memberikan pengalaman berbeda bagi tamu wisatanya.
Ketua Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI) DPD Jatim, H Abdul Jalal ST Par MM CPC mengatakan, kebutuhan Human Development sangat tinggi di Indonesia khususnya Jawa Timur. Dari kegiatan Experiential Tourism itu, program terbanyak yang berjalan adalah Recreational Program sebanyak 70 persen. Selanjutnya Educational Program sebanyak 20 persen dan Training Program sebanyak 10 persen.
“Menjelang akhir tahun banyak kegiatan Experiential Tourism. Teman-teman fasilitator saat ini sedang menikmati high season,” serunya saat ditemui SERU.co.id, Selasa (28/11/2023) di Southhern Hotel Surabaya.
Coach Jay, sapaanya menjelaskan, salah satu contoh Experiential Tourism yang paling sering dilaksanakan adalah adanya kegiatan outbond yang diadakan di tengah-tengah kegiatan berwisata. Pemandu outbound atau seorang fasilitator akan memberikan berbagai program yang berhubungan dengan Experiential Learning. Sehingga tamu tidak hanya berwisata tapi juga akan termotivasi sekaligus mendapatkan suatu pengalaman dan rasa yang baru.
Baca juga: Sejumlah Daerah Ramaikan Expo Pariwisata dan Ekraf #3 Disparta Batu
“Bisa ditingkatkan menjadi sebuah thinking dan kedepannya menjadi lebih berfikir yang baru. Jadi tidak hanya wisata biasa, tapi saat berwisata mereka mendapatkan sebuah experience itu sendiri, learning dan expression,” ungkapnya.
Abdul Jalal menuturkan, Experiential Tourism juga mengalami perkembangan yang luar biasa, setelah pemerintah menyatakan Covid-19 sebagai endemi. Usaha-usaha terkait Provider Outbond di Jatim terus tumbuh dan berkembang. DPD AELI sebagai wadah organisasi para fasilitator ini, kini juga menjadi mitra pemerintah dalam hal kompetensi pemandu outbond.
Baca juga: Pengamen Jalanan Nekad Naik Bus Pariwisata, PR Kenyamanan Wisata Di Kota Batu
“AELI menjadi salah satu tim perumus Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) tentang pemandu outbound dan fasilitator,” imbuhnya.
Abdul Jalal menambahkan, dengan kompetensi yang dimiliki, maka provider human development anggota AELI memiliki metode pembelajaran Experience Learning yang sudah teruji. Program ini diyakini mampu meningkatkan kualitas peningkatan sumber daya manusia (SDM), baik di perusahaan ataupun di pemerintahan. (dik/ono)