Dimulai dari Kolaborasi, Dandy Akhirnya Memiliki Kedai SANA

Dimulai dari Kolaborasi, Dandy Akhirnya Memiliki Kedai SANA
Dandy Setiawan dan kawan-kawan merintis bisnis SANA (foto: ist)

Malang, SERU.co.id – Mahasiswa Hubungan Internasional FISIP Universitas Brawijaya (UB) Dandy Setiawan Nur Alif memulai bisnis dari kolaborasi dengan brand Food & Beverage (F&B) lain. Akhirnya menjadi bisnis yang bernama ‘Satu Nama’ atau biasa disebut ‘SANA’. Merk ini lolos dengan nilai tertinggi dalam program BEM FISIP UB yaitu Gerai Mahasiswa atau biasa disebut ‘GEMAS’.

Pria yang disapa Dandy menjelaskan, bisnis SANA merupakan produk baru yang bergerak di bidang F&B yang berdiri awal Maret. Alasan Dandy berkolaborasi adalah karena kekurangan modal, akhirnya dia ajak temannya untuk dapat mengembangkan bisnis bersama.

Bacaan Lainnya

“Aku pingin punya bisnis dimana bisnisku itu bareng-bareng berkolaborasi sama banyak orang. Sebabnya karena kekurangan modal. Kekurangan modal kuajak orang untuk berkolaborasi dan harapannya sampai seterusnya itu ada banyak teman-teman yang bisa diajak kolaborasi dalam bisnisku,” seru Dandy.

Baca juga: LAGA GEMPA, EWS Gempa Karya Mahasiswa UB

Dandy mengungkapkan, dirinya merupakan seorang kolaborator. Dia menggunakan kolaborasi bisnis B2B dengan brand lain. Terdapat rasa tidak enakan, dirinya tidak ingin membuat spesifik satu brand saja untuk produknya, tetapi harus mencakup brand lain untuk dijadikan satu.

“Karena aku konsepnya kolaborator, kolaborasi bisnis B2B dengan A, B, dan c makanya aku gak enak kalau misalnya projek kolaborasiku atas nama sederhanya itu brand yang spesifik gak mencakup brand-brand kolaboratorku. Nah, makanya keluarnya ‘Satu Nama’ ada banyak nama di bawahnya,” ungkapnya

Akhirnya, mereka membuka outlet pertama di Jalan Ijen, Oro-Oro Dowo, No 94.  Seiring berjalan waktu, bisnisnya berkembang untuk di eksekusi jualan di kampus seperti UB, UMM, dan sebagainya.

“Terus seiring berjalannya waktu ‘Satu Nama’ memiliki inovasi. Inovasi beberapa menu, gerakan bisnis yang akhirnya salah satu yang kita eksekusi jualan di kampus,” ujarnya.

Baca juga: Inovasi Pangan Mahasiswa UB Raih Prestasi Di Thailand

Kemudian brand SANA memunculkan brand anakan yaitu ‘Satu Nama Keliling’ atau ‘SANA Link’. Harapannya dengan SANA Link bisa memberikan sajian unik dari segala penjuru Indonesia.

Dengan adanya SANA Link, mereka berhasil menembus tempat yang pedagang jarang berbisnis disana. Selain itu, mereka bisa masuk di ruang rapat, event mahasiswa, dan sebagainya.

“Akhirnya kita munculkan sebuah konsep usaha keliling dengan nama sebuah brand, anakan kami yaitu ‘Satu Nama Keliling’ atau ‘SANA Link’. Yang pada hari ini, sering bertempat di FISIP, UB, UMM. Harapannya SANA Link bisa memberikan sajian yang unik dari segala penjuru di Indonesia dari kelas kopinya dan sebagainya,” tuturnya.

Lebih lanjut, keunikan dari bisnis SANA adalah walaupun harga bahannya premium tetapi sesuai kantong mahasiswa. Mereka berani bernegosiqsi dengan vendor agar menjadi murah.

“Kesimpulannya harga diluar sana jenis croissant aja mungkin di angka 20 dan 18. Kami bisa menjual di angka 12, 13, 15 tergantung varian. Kopi susu diluar sana harganya Rp16.000, kita jual Rp12.000 atau varian lain kita jual dengan harga murah dan kualitas. Supplier kami itu kita pastikan kelas premium semua, tetapi kami berani untuk menekan harga sampai murah,” jelasnya.

Dandy berpesan, untuk anak muda jiwa berwirausaha harus menjadi bagian dari diri kita. Kuncinya adalah dengan kesabaran, pasti didalam bisnis itu ada dinamika dan itu merupakan bentuk keberprosesan.

“Mau gak mau ini harus dijadikan bagian diri kita untuk berwirausaha. Banyak dinamika yang terjadi, kuncinya adalah sabar karena kalau berbicara hasil gak seberapa hasilnya awal aku buka SANA. Sabar, dan pasti bisa dipastikan ada feedback yang diterima lah dalam proses bisnis itu,” tandasnya. (ws8/rhd)

 

Pos terkait