Harga Emas Naik, Namun Tidak Mengurangi Peminatnya

Contoh emas-emas batangan berbagai ukuran yang tersedia di PT Pegadaian. (Seru.co.id/wul) - Harga Emas Naik, Namun Tidak Mengurangi Peminatnya
Contoh emas-emas batangan berbagai ukuran yang tersedia di PT Pegadaian. (Seru.co.id/wul)

Pasuruan, SERU.co.id – Harga emas mulai merangkak naik, tetapi angka kenaikannya masih tergolong stabil. Kenaikan dari emas sendiri didasari dari beberapa faktor, seperti keadaan perekonomian dan kondisi dunia serta politik.

Supervisor Marketing Cabang Pasuruan, Anton menuturkan, kenaikan dari emas sudah mulai terasa sejak beberapa waktu belakangan ini. Dimana hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor.

Bacaan Lainnya

“Kalau harga emas saat ini ada perang terus untuk emasnya stabil naiknya, dari kemarin dari Rp1.090.000 sekarang harga Rp1.165.000. Jadi berpengaruh ya mbak kondisi perekonomian, politik dan kondisi di dunia pengaruh,” seru Anton, saat dikonfirmasi SERU.co.id.

Baca juga: Minyak Curah Tidak Tersedia di Pasar Batu. Kenapa?

Anton menerangkan, meskipun terjadi kenaikan harga pada emas. Namun, peminat barang berharga itu tidaklah berkurang peminatnya.

“Masih (peminat emas) terutama yang sadar emas, sadar investasi emas. Jadi kalau emas itu naik stabil, kan turunnya tidak terlalu banyak,” jelasnya.

Anton menyebut, jika dilihat dari grafik emas yang telah terjadi dari tahun 90-an, harga emas terus berangsur-angsur naik. Meskipun terjadi penurunan harga, turunnya harga emas tidaklah terlalu signifikan.

“Naiknya pasti, grafiknya naik. Meskipun berangsur-angsur tidak terlalu banyak. Tapi stabil naiknya, jadi kalau investasi emas itu bisa dirasakan misal dari satu tahun, dua tahun sampai lima tahun itu bisa terasa. Jadi kalau 1,2,3 bulan itu tidak terlalu banyak terasa untuk keuntungan investasi emas itu. Jangka panjang,” jelas Anton.

Baca juga: BAZNAS Diseminasi Konsep Ekonomi Zakatnomics

Dikatakan Anton, selama ini untuk wilayah Pasuruan, para konsumen atau nasabah-nasabahnya masih lebih banyak memilih membeli emas dalam bentuk perhiasan. Dimana, masyarakat yang cenderung membeli senyawa kimia bernilai rupiah tersebut sebagai salah satu fashion.

“Kalau sekarang masih di perhiasan, kalau teman-teman atau nasabah kami itu belum paham yang masalah di mulia (logam mulia), kalau masyarakat awam ada di sekitaran Pasuruan terutama itu butuh emas hanya untuk fashion saja,” ungkapnya.

Anton menjelaskan, jika logam mulia dengan emas perhiasan tersebut sangatlah berbeda jika untuk investasi. Dimana jika perhiasan akan mengalami penurunan kadar jika sering dipakai. Berbeda dengan logam mulia, yang memiliki kandungan emas murni 24 karat.

Dijelaskan oleh Anton, untuk wilayah Pasuruan sendiri sekarang investasi emas sudah banyak digandrungi oleh kawula muda. Setidaknya 30 persen peminat logam mulia adalah anak muda yang sudah melek investasi emas.

“Iya, sudah banyak yang melek kok akan investasi emas. Melek emas, melek investasi emas kalau yang muda-muda. Kalau persentase, yang usia 20-40 itu kurang lebih 30 persen,” jelasnya. (wul/mzm)

Pos terkait