DLH Batu Prihatin Kebakaran 19 TPA di Luar Daerah

Salah satu peristiwa kebakaran yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir sampah. (ist) - Cuaca Panas Ekstrem, Ada 19 Kebakaran TPA di Kota Batu - DLH Batu Prihatin Kebakaran 19 TPA di Luar Daerah
Salah satu peristiwa kebakaran yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir sampah. (ist)

Batu, SERU.co.id – Cuaca panas ekstrem yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, selain menyebabkan beberapa kejadian kebakaran hutan juga menyebabkan tempat pembuangan sampah akhir (TPA) terbakar. Dinas Lingkungan Hidup Batu mencatat ada 19 kejadian kebakaran di berbagai tempat yang hingga saat ini masih sulit untuk dipadamkan.

Kepala DLH Batu, Aries Setiawan SSTP mengatakan, kejadian terbakarnya sejumlah TPA tersebut turut menjadi keprihatinan bagi pihaknya. Namun, diluar itu ia bersyukur kejadian tersebut tidak sampai terjadi di Kota Batu, karena saat ini TPA Tlekung tidak aktif. Aries menyebutkan, kerawanan kebakaran memang bisa terjadi pada TPA-TPA yang hanya berfokus pada penumpukan sampah saja sehingga Cuaca dan gas metan di bawah tumpukan sampah bisa menimbulkan kebakaran.

Bacaan Lainnya

“Sebelumnya kita juga seperti itu, hanya memindahkan sampah dari rumah ke TPA. Sampah-sampah yang menumpuk bisa terbakar seperti itu. Sekarang ini makanya kita sedang beradaptasi pada pola yang baru,” serunya.

Baca juga: BMKG: Jawa Timur Waspada Cuaca Ekstrem di Malam Tahun Baru!

Aries, sapaannya menyebutkan, meskipun belum sepenuhnya masyarakat sadar tentang lingkungan, namun pihaknya terus berupaya memberikan pemahaman. Bila pun masih ada oknum masyarakat yang sengaja membuang sampah di tepi jalan protokol di pinggir jalan maupun sungai, pihaknya juga terus membersihkan setiap hari. DLH juga mengamati ada banyak titik-titik pembakaran sampah yang dilakukan oleh masyarakat sendiri.

“Dengan adanya pengadaan mesin untuk sampah residu ini, sampah yang biasanya masuk ke TPA telekung 160-200 ton per hari, nantinya akan masuk hanya  20 ton per hari sampah residu. Itu nanti juga akan habis dengan mesin incinerator atau pirolisis,” sebutnya.

Baca juga: Cuaca Panas dan Berangin Kencang, BPBD Batu Imbau Warga Kurangi Aktifitas Di Luar Rumah

Mantan Camat kota Batu itu juga menambahkan, apabila Desa juga sudah memiliki mesin pirolisis sendiri maka titik pembakaran sampah pada masyarakat bisa ditekan. Sebab hal tersebut bisa menimbulkan polusi udara dan rawan kebakaran.  Mesin pirolisis yang akan ditempatkan di TPS 3R di setiap desa tersebut tidak boleh menimbulkan polusi/ pencemaran udara.

“Jadi mesin incinerator yang ada di desa itu harus betul-betul standar,” pungkasnya. (dik/mzm)

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by SERU Media Terpercaya (@serumediaterpercaya)

disclaimer

Pos terkait