Jakarta, SERU.co.id – Badan Karantina Indonesia (Barantin) beberapa waktu lalu menggelar sayembara desain logo untuk instansinya. Sayembara itu menjanjikan hadiah uang tunai senilai Rp10 juta.
Setelah dilakukan penilaian, dewan juri memutuskan logo buatan Andi Yusmanto sebagai pemenang. Rupanya, Andi Yusmanto merupakan pejabat Barantin yang menjabat sebagai Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta Badan Karantina Pertanian Kementan.
“Selamat kepada @andi_yusmanto sebagai pemenang #sayembaralogo #karantinaindonesia.” tulis akun Instagram @barantan_ri.
Baca juga: Pemkot Kembali Gelar Sayembara Logo 109 Tahun Kota Malang
Pengumuman sayembara ini mengundang berbagai komentar dari warganet. Banyak yang mempertanyakan mengapa pemenang yang dipilih adalah pihak internal atau orang dalam instansi tersebut.
Selain heran dengan sosok pemenang sayembara, warganet juga mempertanyakan alasan pemilihan logo tersebut. Sebab, logo yang dipilih sebagai pemenang dinilai tidak layak untuk menang.
Merespons hal ini, Plt Sekretaris Utama Barantin Wisnu Haryana mengatakan jika sayembara bertujuan untuk menjaring masukan dari masyarakat termasuk pihak internal untuk turut partisipasi menyambut terbentuknya Barantin.
Wisnu menerangkan, ada 439 karya yang diterima pihaknya. Ia mengklaim pemilihan dilakukan secara ‘fair’ dan sesuai mekanisme.
“Logo yang terpilih akhirnya dapat kami putuskan. Walaupun pemenangnya dari internal, tetapi seleksi telah dilakukan secara ‘fair’ dan sesuai mekanisme” tegas Wisnu.
Baca juga: Ini Dia Pemenang Journalist Photography Competition, Hadiah Pj Wali Kota Batu
Setelah dilakukan seleksi selama dua minggu, Barantin akhirnya memilih logo buatan Andi Yusmanto dengan sejumlah pertimbangan. Pertama, logo dapat merepresentasikan Barantin dengan praktis dan sederhana dalam dicetak dalam berbagai ukuran. Logo juga dipilih dengan voting secara internal.
Selain itu, logo buatan Andi Yusmanto dinilai dapat menegaskan identitas Indonesia dengan gambar garuda. Logo yang terpilih akan diberikan pada komoditas pertanian dan perikanan yang masuk ke pasar global sebagai persyaratan kesehatan dan keamanan.
“Dari jauh sudah terlihat gambar Garudanya. Jelas ini milik Indonesia,” pungkasnya. (hma/rhd)
