Malang, SERU.co.id – Pj Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat MM, melakukan peninjauan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang untuk memastikan di daerah Kedungkandang terlayani dengan baik, Kamis (5/10/2023).
Dari hasil peninjauan, Wahyu mengatakan, pelayanan di RSUD Kota Malang sangat luar biasa. Banyak pasien dari Kabupaten Malang ke tempat ini. Rumah sakit tersebut bisa menjadi rujukan rumah sakit lain seperti ICU dan perawatan bayi.
“Pelayanan luar biasa, apalagi ini rumah sakit yang ada di perbatasan Kota Malang dan Kabupaten. Pasiennya banyak juga yang dari Kabupaten Malang,” seru Wahyu.
Baca juga: Korban Perundungan Jalani Operasi Pengangkatan Darah Beku di Otak
Wahyu menyoroti ada beberapa fasilitas yang kurang, seperti CT Scan dan alat cuci darah yaitu hemodialisis. Hal itu menjadi suatu prasarana wajib yang harus dimiliki rumah sakit untuk pelayanan pasien.
“Kalau pelayanan yang kurang seperti penunjang CT Scan, alat cuci darah belum ada. Apalagi cuci darah yang rutin, ada juga yang seminggu bisa dua kali,” ujar Wahyu.
Dirinya menambahkan, nanti akan ada usulan untuk serta akan melihat kemampuan anggaran untuk memenuhi kebutuhan prioritas RSUD Kota Malang.
“Tinggal menunggu persetujuan. Saya akan meninjau dengan Pak Sekda dulu, kebutuhan apa yang harus diprioritaskan dari RSUD Kota Malang seperti apa,” imbuhnya.
Direktur RSUD Kota Malang, Rina Istarowati menjelaskan, setiap bulan terdapat 30-50 orang yang membutuhkan CT Scan untuk periksa. Sementara itu, pihaknya bekerja sama dengan RSSA, RS Panti Nirmala, dan RS Aisyiyah.
“Kita terdapat Dokter Spesialis Saraf, untuk kasus stroke butuh scan. Sementara ini kita belum punya sehingga kerja sama dengan RSSA, RS Panti Nirmala, dan RS Aisyiyah. Kita kirim pasien kesana untuk melakukan CT Scan dan perawatannya disini,” ucap Rina.
Baca juga: RSUD Kota Malang Raih Akreditasi Paripurna Standar STARKES
Rina menambahkan, untuk hemodialisis pihaknya sudah mengajukan usulan dari tahun 2019. Hal ini harus disiapkan juga karena spesialis memiliki kewenangan untuk hemodialisa.
“Kalau di sini punya alat cuci darah sendiri bisa enak. Jadi 2019 sudah direncanakan, nanti kita berupaya lagi mengusulkan. Karena sarana prasarana, spesialis itu harus disiapkan juga. Spesialis penyakit dalam yang punya kompetensi dan kewenangan untuk Hemodialisa tersebut,” lanjutnya.
Dirinya mengakui, kalau terdapat dokter yang masih membutuhkan dokter spesialis seperti THT, spesialis mata, mikrobiologi, dan jantung. Dokter tersebut ada yang masih sekolah.
“Spesialis Mata, THT, Jantung, dan Mikrobiologi itu sekarang sedang pendidikan. Untuk dokter bedah, masih proses. Kita masih ada beberapa yang non ASN dan sambil menunggu dokter yang sekolah untuk kembali,” pungkasnya. (ws8/mzm)