Kepala Diskoperindag Tepis Minimnya Wastafel di Sejumlah Pasar

Wahyu Setianto mencuci tangan menggunakan wastafel portabel bantuan. (ist)

• Sebut bantuan wastafel portabel telah terpasang di pasar

Malang, SERU.co.id – Menepis anggapan terkait minimnya sarana cuci tangan (wastafel, red) dalam upaya mencegah Covid-19, lantaran tidak terlihat di beberapa sudut pasar. Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Malang, Wahyu Setianto, memberikan penjelasan untuk membantah kabar tersebut.

“Bisa jadi (warga dimaksud, red) belum menelusuri jalan secara menyeluruh ke dalam pasar. Kami telah menyediakan hal tersebut, karena ini khan juga bagian penting. Mungkin karena ukurannya kecil dan terhalang bangunan atau barang, jadi tidak terlihat,” ungkap Wahyu, kepada SERU.co.id, ditemui usai menerima bantuan wastafel portabel dari Polinema, Jum’at (24/4/2020).

Menerima bantuan wastafel portabel dari Polinema. (ist)

Disebutkan Wahyu, berkat beberapa bantuan wastafel portable dari beberapa perusahaan dan akademisi, tempat cuci tangan berdimensi besar dan mudah terlihat ini bisa ditemui di 20 pasar dari 26 pasar di Kota Malang. “Di pasar besar sendiri, ada 10 pintu masuk yang sudah ada tempat cuci tangannya,” imbuh pejabat eselon IIB yang gemar olah raga tenis ini.

Beberapa wastafel portabel bantuan tersebut, di antaranya dari Pertamina telah terpasang di 5 pasar, yaitu Pasar Sukun, Pasar Oro-oro Dowo, Pasar Gadang lama, Pasar Bunul dan Pasar Klojen.

Selanjutnya wastafel portabel bantuan Grab telah terpasang di 8 pasar, yaitu Pasar Madyopuro, Pasar Kedungkandang, Pasar Sawojajar, Pasar Bareng, Pasar Kasin, Pasar Tawangmangu, Pasar Lesanpuro dan Pasar Kotalama. Sementara wastafel portabel dari Gojek telah terpasang di 2 pasar, yaitu Pasar Klojen dan Pasar Oro-oro Dowo.

Sedangkan wastafel portabel bantuan Polinema telah terpasang di 9 pasar, yaitu Pasar Induk Gadang, Pasar Wilis, Pasar Nusakambangan, Pasar burung Splendid, Pasar Mergan, Pasar Blimbing, Pasar Baru Barat, Pasar Baru Timur dan Pasar Embong Brantas.

Wahyu Setianto mencuci tangan menggunakan wastafel portabel bantuan. (ist)

Secara terpisah, Walikota Malang Sutiaji menanggapi munculnya gerakan “Koin untuk Tong Cuci Tangan”di sosial media. Ditegaskannya  hal tersebut merupakan hak setiap publik untuk menyampaikan sebuah gagasan. “Seyogyanya ada konfirmasi dan gali informasi ke Perangkat Daerah yang menangani dan membidangi, apakah kondisi di lapangan seperti itu. Bagi Pemkot, partisipasi dan peran publik itu penting, tentu bersifat produktif,” tegasnya.

Khusus berkaitan dengan pandemic covid 19, lanjut Sutiaji, sejak awal sudah ditekankan dan langsung diadvokasi ke pasar untuk memperhatikan protokol terkait dengan C19 itu. “Seperti penyediaan sarana cuci tangan, hand sanitizer, pengukuran suhu tubuh, penempatan bilik Sico (Sikat Corona), pengaturan jarak layanan, penyemprotan disinfektan dan penggunaan masker,” tandas Sutiaji, sembari berpesan kepada para pedagang untuk sebisa mungkin menggunakan pelindung tangan dalam melayani pembeli. (rhd)

disclaimer

Pos terkait