Ia yakin, gerakan budaya naik transportasi umum di Kota Surabaya akan terus dilakukan bersama jajaran di Pemkot Surabaya. “Karena saya bilang ke teman-teman pemkot, kita meminta orang untuk membiasakan diri, tapi pemkot nggak mau kasih contoh. Makanya, kita kasih contoh dulu baru ngomong, saya yakin warga Surabaya pasti bisa, karena kita kota besar dan bisa menjaga kota ini,” tuturnya.
Capaian itu menuai apresiasi dari Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya A. Hermas Thony. Menurut dia baiknya IKU di Kota Surabaya adalah capaian bersama antara pemkot dan warganya. Karena selama ini pemkot bekerja keras melakukan penghijauan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kualitas udara di Surabaya.
“Kami sampaikan selamat dulu pada pemerintah kota dan masyarakat bahwa prestasi ini adalah prestasi kita bersama. Artinya, mitigasi yang sudah dilakukan selama ini tercapai dengan bagus,” kata Thony.
Bagusnya kualitas udara di Kota Surabaya juga diimbangi adanya transformasi alat transportasi. Misal, masyarakat mulai beralih menggunakan kendaraan dengan emisi rendah dan menjual kendaraan lama ke luar daerah.
“Itu juga memberikan sumbangsih yang cukup besar. Contoh adalah, dulu kita pakai kendaraan yang penggerak rantai. Sekarang kan hampir nggak ada itu, proses transformasi ke kendaraan matic begitu cepat,” ujarnya.
Thony menambahkan, agar IKU Kota Surabaya semakin baik yaitu mengubah waktu berhenti yang lalu lintasnya padat. “Kami menyampaikan kepada Dishub, lamanya waktu itu bukan ditentukan oleh paten, tapi ditentukan jalur mana yang paling padat, supaya tidak menimbulkan arus macet,” tandasnya. (iki/ono)