Pamekasan, SERU.co.id – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Damkar Kabupaten Pamekasan mengungkap adanya peningkatan dalam kasus prostitusi sejak tahun 2023. Sebelumnya pada tahun 2022 lalu, kasus penangkapan terhadap para pekerja seks komersial (PSK) hanya didapatkan 2 (dua) orang saja selama satu tahun.
Sementara pada tahun 2023 Satpol PP Pamekasan sudah berhasil mengamankan sebanyak 5 (lima) orang wanita pekerja malam.
“Ada peningkatan dari tahun sebelumnya, dimana tahun lalu kami hanya menemukan 2 (dua) wanita pekerja malam, dan tahun ini kurang lebih sejak 2 (dua) bulan lalu sudah kami dapatkan 5 (lima) pekerja malam,” ungkap Kasi Penyidik dan Penyelidikan Satpol-PP Pamekasan, Moh Hasanurrahman, Rabu (16/8/2023).
Dari lima kasus tersebut, para PSK itu kedapatan mangkal di Pasar Batik terbesar se-Asia Tenggara yakni Pasar 17 Agustus di Kelurahan Bugih, Kecamatan Pamekasan. Sedangkan tarif yang ditawarkan dengan nominal yang bervariasi.
“Kami dapatkan mereka di Pasar 17 Agustus, dan semuanya itu bukan orang Pamekasan, melainkan orang luar yang merantau ke Pamekasan. Untuk tarifnya dari 150 ribuan ke atas,” paparnya.
Prostitusi itu diketahui dengan adanya laporan dari masyarakat sekitar. Bahkan saat ini, Satpol PP sudah melakukan kerja sama dengan lapisan masyarakat setempat untuk saling menjaga dan melaporkan jika ada pekerja malam.
“Kami disini dibantu masyarakat, dan kami dapatkan itu juga hasil dari laporan masyarakat. Saya berharap kedepannya Pamekasan bersih dari prostitusi dan saya mohon kerjasamanya aparat pemerintah terutama lapisan masyarakat dan tokoh untuk saling menjaga dan melaporkan jika temukan adanya pekerja malam,” tandasnya. (udi/mzm)