Malang, SERU.co.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang menggelar workshop yang melibatkan para petani milenial. Kegiatan tersebut merupakan upaya Pemkot Malang untuk mendorong generasi muda untuk menjadi semangat menggeluti bidang pertanian di Kota Malang.
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan menyampaikan, workshop ini menargetkan anak-anak muda, terutama mereka dari para keluarga petani. Mengingat, saat ini banyak petani yang tidak mendorong anaknya untuk menjadi petani sukses.
“Ada orang tua yang tidak mengizinkan anaknya melanjutkan usaha tani. Ada juga yang anaknya tidak mau bertani seperti orang tuanya karena dengan pertimbangan risiko cukup tinggi, tidak menentu,” seru Slamet Husnan, Selasa (30/5/2023).
Dispangtan berharap, dengan luas lahan pertanian yang kian terbatas di Kota Malang bisa dimaksimalkan para petani milenial. Sehingga anak-anak petani tetap bertahan dengan profesi orang tuanya yang sebelumnya telah terbiasa di bidang pertanian.
“Saat ini lahan pertanian di kota malang yg betul-betul ditanami padi sekitar 803 hektar. Saat ini petani milenial yg ada di keluarga petani pada umumnya kita dorong untuk terus melanjutkan usaha tani dari orang tuanya masing-masing,” tambahnya.
Walaupun tidak semua petani milenial hadir dalam workshop ini, namun paling tidak mereka bisa mewakili serta membagikan bekal yang mereka terima saat workshop. Dispangtan sendiri akan menjalanlan perannya dalam hal pembinaan dan pendampingan terhadap apra petani milenial.
“Kalau milenial yang saat ini kita undang di workshop sekitar 53 orang. Yang lainnya masih belum terdata dan ke depan kita rangkul dan ajak terus untuk kita libatkan terkait pembinaan dan pendampingan bagi mereka,” jelas Slamet.
Nantinya, melalui Dispangtan, Pemkot Malang akan memberikan sejumlah fasilitas guna mendukung kegiatan para petani muda.
“Dari dinas akan memfasilitasi berupa bantuan benih, bibit, sarana produksi lainnya seperti pestisida, racun tikus, jaring untuk pelindung bulir padi, alsintan (alat mesin pertanian), hand traktor,” lanjutnya.
Dalam kegiatan ini melibatkan sejumlah pihak lain. Diantaranya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Perumda Tugu Artha, dan juga Himpunan Pengusaja Muda Indonesia (HIPMI). Adanya pihak-pihak tersebut diharapkan mampu berintegrasi dalam membina anak-anak muda dalam memajukan pertanian di Kota Malang.
“Harapannya dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan perbankan ada akses untuk permodalan agar petani milenial dalam mengembangkan usaha taninya bisa dapat kemudahan,” pungkasnya. (jup/rhd)