Malang, SERU.co.id – Sebagai bentuk Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah, Bank Indonesia (BI) Malang mensosialisasikan kepada kalangan pendidikan. Salah satunya melalui Training of Trainers (ToT) kepada 250 guru SD, SMP dan SMA se-Kota Malang.
Deputi Kepala Perwakilan Bidang Sistem Pembayaran Bank Indonesia Malang, Dedy Prasetyo mengatakan, program CBP Rupiah merupakan bagian bidang sistem pembayaran. Khususnya mengenal lebih dekat uang rupiah dan menangani peredaran uang tunai rupiah.
“Melalui peserta para guru ini, harapannya dapat meliterasi dan mengedukasi anak didik bagaimana mengenali rupiah, sehingga terhindar dari uang palsu. Kemudian merawat uang rupiah, sehingga masa edar lebih lama,” seru Dedy, disela ToT, Sabtu (13/5/2023).
Disebutkannya, CBP Rupiah ini sebagai upaya menjaga stabilitas pembayaran dan keuangan negara dalam menjaga pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, rupiah tidak hanya sekedar sebagai alat pembayaran, namun juga simbol mata uang negara Indonesia.
“Maka mengenal desain rupiah sebagai salah bentuk kecintaan terhadap rupiah. Sebagaimana pepatah, tak kenal maka tak sayang, maka dengan CBP Rupiah ini kita mengenalkan lebih dekat kepada mereka,” terangnya.
Nantinya, peserta akan diperkenalkan 5J, agar uang tidak mudah rusak dan lusuh. Yakni jangan dilipat, jangan dicoret, jangan distapler, jangan diremas, dan jangan dibasahi. Dan bagaimana mengetahui keaslian uang rupiah dengan 3D, yakni dilihat, diraba, dan ditrawang
Berdasarkan data pemusnahan uang lusuh dan rusak tahun 2022 di BI Malang sebesar Rp5,33 triliun. Sementara tahun 2023, hingga bulan April sebesar Rp1,73 triliun, sedikit menurun.
“Rerata uang pecahan nominal kecil seperti Rp1.000 hingga Rp10.000 yang banyak dimusnahkan. Karena pecahan kecil tersebut kan perputarannya paling cepat, paling sering pindah tangan,” imbuhnya.
Sebagai informasi, hasil survei indeks Cinta Bangga Paham Rupiah di Kota Malang cukup baik. Dimana tingkat Cinta 72,57, Bangga 72,19, Paham 72,85, masuk kategori cukup baik.
“Jadi kami ingin lebih meningkatkan lagi agar masuk nilai 80, atau masuk kategori baik. Nanti kami akan melakukan survei lagi pada September-Oktober untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan indeks tersebut,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Dra. Sri Handayani Widyawati MM mengatakan, isu ekonomi global saat ini sedang terpuruk. Namun cara mencintai rupiah, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian bangsa.
“Nantinya melalui masing-masing gugus, apa yang didapatkan hari ini bisa disampaikan ke para guru dan siswa di sekolahnya. Harapannya, melalui ToT ini, semoga bermanfaat bagi kita semua,” tandas Sri Handayani. (rhd)