Jasa Penukaran Uang Sudah Menjamur di Awal Bulan Puasa

Martono saat melayani penukaran uang. (ist) - Jasa Penukaran Uang Sudah Menjamur di Awal Bulan Puasa
Martono saat melayani penukaran uang. (ist)

Malang, SERU.co.id  – Tradisi bagi uang angpao di momen Hari Raya Idul Fitri yang tak bisa ditinggalkan, membuat peluang usaha para masyarakat untuk menyediakan jasa penukaran uang kecil baru. Meskipun belum genap pertengahan bulan, namun penyedia jasa tukar uang sudah banyak menjamur di kabupaten Malang, salah satunya di Jalan Ahmad Yani dan Jalan Sultas Agung Kecamatan Kepanjen.

Salah satu penyedia jasa tukar uang kecil baru, Martono mengaku, dirinya sudah mulai berjualan atau menyediakan jasa tersebut sejak tiga hari saat memasuki bulan puasa. “Sudah buka sejak puasa ketiga,” seru lelaki berusia 53 tahun itu.

Bacaan Lainnya

Dirinya telah menggeluti usaha musiman tersebut sudah selama 15 tahun lamanya. Menurut pengalaman yang selama ini dirinya pahami, diawal bulan puasa memang minat masyarakat untuk menukar uang mereka masih sangat minim.

Namun kendati demikian, dirinya masih tetap menekuni berjualan di lapanya setiap hari, setiap pukul 08.00 hingga menjelang maghrib.

Dirinya menyebut, para masyarakat akan segera berbondong-bondong menukarkan uangnya biasanya hari ke-15 hingga H-2 jelang Hari Raya Idul Fitri. Di mana terlihat di sekitar kawasan tersebut kurang lebih ada 10 orang yang membuka jasa tukar uang seperti Martono. “Nanti puasa ke-15 sudah mulai banyak yang beli (menukar). Apalagi H-2 lebaran semakin banyak,” jelasnya.

Martono mengatakan, di hari biasa saja dirinya dapat menghabiskan uang dengan berbagai pecahan seperti Rp2, Rp5, Rp10 dan Rp20 ribu hingga Rp3-4 juta. Namun lain halnya dengan H-2 sebelum lebaran, bisa mencapai Rp10 juta lebih.

“Apalagi malam takbir, yang tukar semakin banyak,” ungkapnya.

Untuk jasa penukaran uang, dirinya mematik tarif Rp7 ribu untuk per Rp100 lembar uang. Untuk Penukaran uang yang paling banyak di minati masyarakat biasanya pecahan Rp2 ribu dan Rp5 ribu.

“Mau tukar satu bendel tetap hitungnya per 100 lembar saya hargai Rp 7 ribu,” tandasnya.

“Rp 1 ribu juga banyak, cuma barangnya (uang) langka,” tuturnya.

Semenatara itu, salah satu warga yang menukarkan uang, Diva Natania mengatakan, dirinya sengaja melakukan penukaran diawal puasa. Hal tersebut dilakukan guna menghindari kelangkaan uang kecil jika sudah mendekati hari raya.

“Kalau tukar mepet nanti takutnya pecahan Rp 2 ribu nggak ada. Selain itu juga takut harganya semakin mahal (jika menukar uang mendekati lebaran,” kata Diva. (wul/mzm)

Pos terkait