Sebagai ajang silaturahmi rutin IFPC Malang Raya, setiap satu bulan sekali anggota komunitas ini mengadakan kopi darat. Biasanya di saat berkumpul antar anggota, saling berbagi pengalaman dan berbagi ilmu dalam merawat merpati hias mereka. Diantaranya bagaimana memberi pengobatan terhadap merpati yang tiba-tiba sakit.
“Sharing ilmu ini sangat penting bagi kelangsungan masing-masing anggota,” ujarnya
Murtadho sendiri mengaku, pada mulanya ia hanya sekedar hobi merawat hewan-hewan jenis unggas. Akhirnya hobinya mengerucut untuk mendalami hobi memelihara merpati hias. Ia pun mengaku, selain hobi ternyata memelihara merpati hias juga bisa menghasilkan.
“Kalau bisa berkembang biak, ketika dijual juga lumayan menghasilkan. Bisa mulai kisaran Rp250 ribu hingga bisa Rp2 jutaan,” ungkapnya.
Saat ditanya tentang bagaimana tips merawat merpati hias, ia menjawab harus seperti merawat anak sendiri. Apabila merpati dirawat dengan kasih sayang, maka insyaAllah, peliharaannya akan sehat. Setidaknya yang perlu diperhatikan adalah kebersihan kandang dan pakan.
“Termasuk vitamin-vitamin yang perlu diberikan,” ujarnya.
Sementara itu, Fathur, peserta Kontes Merpati Hias asal Malang, memenangkan salah satu kelas, yakni Saxon Pouter. Merpati yang berhasil menyabet juara 1 kelas tersebut berusia sekitar 6 bulan. Dengan bulu kaki yang panjang dan menarik, merpati yang diberi nama Kohai Pigeon ini mampu menyingkirkan merpati sejenis lainnya.
“Alhamdulillah dapat juara 1, dan dapat pula, medali sekaligus uang pembinaan,” pungkasnya. (dik/mzm)
Baca juga:
- Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, Siap Jalani Wakuf di Arafah
- Satu WNI Meninggal di Gurun Makkah, Dua Lainnya Diselamatkan Usai Coba Masuk Secara Ilegal
- 541 Atlet KONI Kota Batu Lolos Mengikuti Porprov IX Jatim 2025
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan