Malang, SERU.co.id – Kota Malang di bulan Oktober lalu mengalami deflasi sebesar 0,11 persen imbas turunnya harga cabai rawit. Hal ini berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang yang dirilis, Selasa (1/11/2022).
Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini mengatakan, hal itu disebabkan oleh turunnya beberapa komponen bahan makanan di Kota Malang yang mengalami penurunan harga. Tiga komoditas bahan makanan yang menjadi penyumbang deflasi yaitu cabai rawit, daging ayam ras dan telur ayam ras.
“Cabai rawit ini lumayan penurunan harganya di bulan Oktober. Turunnya sebesar-25,83 persen dengan andil deflasi sebesar -0,07 persen. Disusul daging ayam ras yang mengalami penurunan sebesar -4,89 persen dan telur ayam ras -8,86 persen,” seru Erny.
Sedangkan komoditas utama penyumbang inflasi atau yang mengalami kenaikan harga di Kota Malang masih dialami oleh harga bensin, harga minyak goreng dan mie.
“Jadi, bensin ini kalau dihitung mengalami kenaikan harga sebesar 0,05 persen dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen. Sedangkan minyak goreng ternyata setelah turun harganya, di Oktober mengalami kenaikan sebesae 2,5 persen disusul mie yang naik sebesar 2,94 persen,” imbuhnya.
Dia pun menjelaskan, apabila dilihat dari sejumlah komponen energi tersebut. Kenaikan harganya dipicu sejak penerapan kebijakan penyesuaian harga BBM pada September lalu.
Hal itu berbanding terhadap pergerakan harga di komponen makanan minuman dan komponen bahan makanan yang mengalami penurunan harga. Menurutnya Tim Pengendalian Inflasi Kota Malang terus melakukan kerja-kerja yang berpengaruh terhadap hal tersebut.
