Dirinya berharap, dengan sistem Merdeka Belajar, karakter Pancasila bagi generasi muda dapat tertanam dengan baik. Dirinya pun meyakini, bahwa setiap anak pasti memiliki kelebihan dan potensi berbeda, tentunya dengan kapasitas masing-masing.
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang pun terus mengupayakan untuk tata kelola ‘Kota Malang Ramah Anak’. Baik dari segi pembangunan, pendidikan dan budaya.
“Kota Malang Ramah Anak terus kita kuatkan, komponennya banyak, termasuk di dalamnya ada pendidikan. Itu penting, agar di dunia pendidikan tidak ada bullying bahkan kekerasan terhadap anak,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana mengatakan, event itu digelar setelah dua tahun segala aktivitas lumpuh karena wabah covid-19. Hal ini menjadi titik balik terhadap kondisi tersebut.
“Event ini banyak yang berpartisipasi, baik itu Yasasan, Lembaga TK dan Paud se-Kota Malang. Kita awalnya target 7 ribu anak. Harapan kami penerus generasi muda mulai membiasakan bertemu dan berinteraksi dengan orang baru,” kata Suwarjana.
Event tersebut berjalan dengan meriah dan sukses, hal itu tentu tidak lepas dari proses persiapan yang matang. Setidaknya Disdikbud Kota Malang mempersiapkan event tersebut selama lima bulan lamanya.
“Kita intens mensosialisasikannya sejak dua bulan lalu. Tapi kita tidak memaksa pada orang tua siswa. Cuma kita sosialisasikan event ini berguna untuk anak mereka,” jelasnya.
Dia pun berterimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam mensukseskan acara tersebut. Tidak kalah pentingnya terhadap apresiasi masyarakat yang telah mempercayakan kepada guru pendamping masing-masing sekolah untuk menitipkan anaknya.
Dirinya berharap, melalui kegiatan tersebut dapat juga menjadi upaya terhadap mitigasi kekerasan terhadap anak. Sebagai bentuk keseriusan dalam hal tersebut, Disdikbud Kota Malang juga telah menyediakan Satgas Anti Bullying di berbagai satuan pendidikan yang ada di Kota Malang.
“Satgas sudah ada, dari tingkat TK sampai SMP. Apalagi untuk tingkat SD dan SMP, ini rawan karena anak-anak sudah besar dan ada kemungkinan terjadinya praktik bullying,” katanya. (adv/bim/rhd)