Pada kesempatan itu, penyaluran bantuan dilakukan di Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo. Bantuan yang diberikan berupa sembako, makanan siap saji, minuman, selimut, matras serta pampers. Beberapa instansi juga turut serta terlibat dalam penyaluran bantuan ini.
Tak hanya pendistribusian bantuan saja, di hari yang sama, BPF Malang mengunjungi Panti Asuhan Alkaaf untuk menyerahkan sejumlah sembako berupa beras dan mie instan, serta santunan untuk anak yatim. Acara dilanjutkan dengan doa bersama yang ditujukan untuk korban banjir dan tanah longsor di Kabupaten Malang.
“BPF bekerjasama dengan PWI Malang Raya untuk penyaluran bantuan kepada kurang lebih 300 kepala keluarga yang terdampak musibah banjir dan tanah longsor. Kami juga mengajak adik-adik di Panti Asuhan Alkaaf untuk mendoakan agar musibah di Kabupaten Malang segera berlalu dan masyarakat bisa kembali beraktivitas normal,” kata Andri.
Sementara Rektor IKIP Budi Utomo Malang, Prof Nurcholis Sunuyeko menjelaskan, pihaknya sengaja mengajak perwakilan mahasiswa dari seluruh tanah air yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Mereka pun merasa bangga sekaligus terharu diberi kesempatan sosial ini.
Para mahasiswa ini oleh pihak kampus diajak untuk lebih dekat dengan masyarakat. Juga belajar kebudiutamaan dan diajak berkontribusi sosial pada daerah terdampak bencana alam banjir di Desa Pujiharjo Kabupaten Malang ini.
“Kami mendoakan agar para korban cepat bangkit. Apa yang kami kontribusikan baik tenaga maupun materi mudah-mudahan bisa membantu saudara kita yang membutuhkan,” tutur Prof Nurcholis.
Program PMM kedua di IKIP Budi Utomo Malang ini, diikuti 255 mahasiswa. Mereka berasal sari 52 perguruan tinggi dari seluruh nusantara.
Diketahui, setidaknya ada delapan kecamatan yang terdampak bencana tersebut, yakni Kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Sumbermanjing Wetan, Gedangan, Bantur, Pagak dan Kecamatan Donomulyo. (ws6/ono)
