Disebutkan secara rinci, penembakan diarahkan ke arah tribun selatan kurang lebih 7 (tujuh) tembakan. Ke tribun utara dengan 1 (satu) tembakan dan ke lapangan sebanyak 3 (tiga) tembakan.
“Tentu ini yang kemudian mengakibatkan para penonton, terutama yang ada di tribun kemudian panik. Merasa pedih, dan kemudian berusaha untuk segera meninggalkan arena,” tuturnya.
Diungkapkan oleh Kapolri, penembakan dilakukan dengan maksud mencegah adanya gelombang lebih besar penonton yang turun ke lapangan.
“Penonton yang kemudian berusaha untuk keluar, khususnya di pintu 3, 11, 12, 13, 14, sedikit mengalami kendala,” lanjutnya.
Berdasarkan peraturan yang ada, seharusnya lima menit menjelang laga usai, seluruh pintu keluar di Stadion Kanjuruhan telah dibuka. Namun saat kejadian, pintu-pintu tersebut tidak dibuka.
“Namun tidak sepenuhnya hanya berukuran kurang lebih 1,5 meter dan para penjaga pintu atau steward tidak berada di tempat,” kata Kapolri.