Malang, SERU.co.id – Tragedi Kanjuruhan menyisakan luka pahit bagi Aremania dimanapun ia berada. Luka itu menyisakan tangis yang tumpah bersama do’a ribuan Aremania di Balai Kota Malang, Rabu (5/10/2022) malam.
Dalam aksi doa bersama tersebut, turut dihadiri oleh Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana. Mewakili manajemen klub, dirinya menyampaikan duka yang mendalam terhadap tragedi yang menelan 131 korban meninggal dunia itu.
“Saya sebagai Presiden Klub dari Arema ingin mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada korban, keluarga korban, masyarakat Malang, masyarakat Indonesia. Atas kejadian yang menimpa kita pada tanggal 1 Oktober 2022,” seru Gilang dalam sambutannya.
Pihak manajemen bertanggung jawab penuh terhadap kejadian tersebut. Hampir 35 persen keluarga korban telah ia kunjungi. Tidak hanya korban meninggal dunia, dirinya juga memberikan bantuan berupa santunan kepada korban yang masih dirwat di rumah sakit.
“Pihak-pihak manajemen ikut bertanggungjawab dan ikut terluka, ikut bersedih dan ikut merasakan apa yang dirasakan semua. Harapan kita semua yang ada di sini bisa intropeksi bersama, berharap sama. Agar Arema dapat lebih baik lagi dan tidak ada lagi korban,” imbuhnya.
Ia mengatakan tidak sepatutnya, sepak bola yang harusnya menjadi hiburan bagi masyarakat terus-menerus menelan korban. Doa terbaik baik bagi seluruh korban ia sampaikan.
“Saya datang karena undangan dan saya harus hadir dan membaur serta ikut merasakan apa yang keluarga korban rasakan dan saya sangat terharu dengan acara ini. Karena teman-teman juga merasakan apa yang keluarga korban rasakan,” pungkasnya.
Dalam doa bersama tersebut, dipimpin oleh berbagai pemuka agama. Beberapa pentolan Aremania juga turut menyuarakan tuntutan atas tragedi tersebut.
“Ini adalah negara hukum dan panglima kita adalah hukum. Kalau sampai ada yang menyembunyikan dan terselubung fakta-fakta di lapangan, jangan salahkah kami,” tegas Musisi Asal Malang, Anto Baret.
Dirinya berharap, upaya pemerintah dalam mengusut tuntas permasalahan tersebut agar bisa diselesaikan dengan secepat-cepatnya.
Beberapa Aremania juga turut menyuarakan agar pihak berwajib untuk menuntut tuntas. Salah satunya adalah Aremania asal Kabupaten Malang, Hamdan Muqorrobin Adam. Dirinya mengatakan, agar negara melihat tragedi ini dengan seobjektif mungkin.
“Ini menyangkut ratusan nyawa, menyangkut ratusan keluarga yang kehilangan, menyangkut luka yang turut dirasakan oleh Aremania. Usut tuntas, seobjektif mungkin, luka Aremania adalah luka kita bersama,” tegasnya. (bim/ono)